Ada Perbedaan Spesifik Antara Parafimosis dan Hipospadia yang Dapat Diketahui, Apa Saja?

Ada Perbedaan Spesifik Antara Parafimosis dan Hipospadia yang Dapat Diketahui, Apa Saja?

Tangkapan layar Budi Himawan membawakan materi mengenai hipospadia melalui Zoom--

"Biasanya ayahnya yang pernah mengalami hipospadia, kemungkinan anaknya terkena lebih meningkat dua kali lipat,” imbuh dokter spesialis bedah urologi RSUD dr Soegiri, Lamongan, itu.

“Ciri-ciri hipospadia adalah kulup penis mengumpul di bagian atas. Selain itu, lubang uretra ada tidak berada di tempat semestinya. Biasanya ditemukan di bagian bawah penis atau kantung zakar. Dan lagi, penis berbentuk bengkok, tidak lurus,” jelas Ketua IDI Cabang Lamongan itu.

BACA JUGA: Antraks, Penyakit Hewan yang Menghantui Masyarakat Gunungkidul Sejak 2016 hingga Sekarang

Cara penanganan hipospadia adalah melalui pembedahan khusus dengan dipegang oleh tenaga medis urologi.

"Biasanya usia prasekolah (3-5 tahun) yang bagus untuk menjalani pembedahan. Supaya kualitas penis dapat diperbaiki. Karena ketika masuk usia tersebut, penis mengalami pertumbuhan,” sambungnya. 

Penanganan hipospadia tidak boleh disunat. Sebab, kulup kulit dapat digunakan untuk membuat saluran uretra yang baru dan meluruskan penis yang bengkok.

“Jika disunat, kulup penis akan dibuang. Jadi, dilarang, penanganan medis hipospadia melalui sunat,” tegas Budi.

"Orang tua harus aware pada anak yang main penis atau saat anak baru lahir. Bahwa kondisi yang sebelumnya atau harusnya ditutup kulit penis, tapi tiba-tiba terbuka perlu diwaspadai,” tegas Budi.

Semakin cepat ditangani, peluang kondisi penis kembali ke posisi seperti semula makin besar dan tidak akan kejadian lagi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: