Bungsu vs Sulung: Kaesang vs Gibran
Ilustrasi Gibran vs Kaesang-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
SI BUNGSU, Kaesang Pangarep, memilih langsung menjadi pengurus partai. Si Sulung, Gibran Rakabuming Raka, memasuki dunia politik dengan cara jadi wali kota.
Siapa yang kelak menjadi sandaran Jokowi?
Pintu masuknya berbeda, dengan parpol berbeda. Kaesang itu langsung menghunjam ke hulunya, sebagai pengendali partai. Menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
BACA JUGA:Kaesang di Mata Caleg PSI DPRD Jakarta
BACA JUGA:Kaesang sang Mawar
Gibran, wali kota Solo, yang berumur 35 tahun itu bermain di sektor hilir. Yakni, menjadi kepala daerah yang merupakan produk parpol (PDIP). Sama halnya dengan Bobby Nasution, saudara ipar mereka yang menjadi wali kota Medan.
Kiprah anak dan mantu itu langsung di posisi elite politik karena tuah dari bapaknya. Faktor kesaktian Jokowi sebagai presiden. Ibaratnya, Jokowi sudah menempatkan telur di dua keranjang.
Pertanyaannya, telur dan keranjang mana yang lebih nyaman untuk masa depan keluarga Jokowi itu?
BACA JUGA:Gibran dalam Puzzle Politik
BACA JUGA:Langkah Kuda Gibran
PDIP atau PSI?
Dari sisi size partai, jelas PDIP jauh lebih besar. Besar ke mana-mana. PDIP peraih suara terbanyak di dua pemilu terakhir yang mencapai 20 persen.
Sebaliknya, PSI gagal meraih 4 persen suara nasional sehingga tak ada kadernya di DPR RI. Sebab itulah, PSI termasuk parpol yang populer di kalangan netizen dengan istilah partai nol koma.
Umur PSI baru satu pemilu. Jangan bandingkan dengan PDIP yang merupakan perubahan wujud dari PDI. Bahkan, banyak yang mengeklaim sambungan PNI, partai politik yang didirikan Bung Karno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: