Menyoal Pelarangan TikTok Shop (2): Pedagang Keluhkan Iklim Tak Sesuportif Marketplace Lain
Di tengah Pasar Kapasan yang sepi, pedagang terlihat mengoperasikan gawai mereka sembari menunggu pembeli yang kian sepi saja seperti pada 27 September 2023. -M Ma'ruf Zaky-
Kartika sendiri mengaku sering belanja online. Terutama lewat Shopee. Dia biasa membandingkan harga baju anak-anak yang di jual di situ. Ternyata tak jauh beda.
Namun, selisih harga di TikTok Shop begitu jauh. Misalnya, tiga potong pakaian anak-anak dengan model yang sama dibanderol di bawah Rp 100 ribu. Sudah gratis ongkir. "Di sini harga grosir per tiga potong itu Rp 135 ribu. Jadi ya jauh," terang Sunarti.
Maka tak heran bila total transaksi penjualan di TikTok Shop naik drastis per tahun sejak diluncurkan pada April 2021 silam. Di tahun pertama, social commerce asal Tiongkok itu meraup transaksi penjualan sebesar Rp 9,3 triliun.
Pada 2022 langsung tembus Rp 68 triliun. Bahkan tahun ini ditarget Rp 230 triliun. Dan khusus Indonesia ditarget Rp 75 triliun. Itu berdasar laporan dari Momentum Works.
BACA JUGA: Luhut Ajak TikTok Investasi di Indonesia, Tapi Jangan Masuk ke Politik!
Kesuksesan strategi jual harga rugi TikTok Shop pun dibongkar oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Dengan jual rugi, bisa menarik banyak pelanggan.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat mengunjungi Pasar Tanah Abang pada 28 September 2023. -Bay Ismoyo/AFP-
Hal ini diungkap ketua umum Partai Amanat Nasional itu saat mendengar keluh kesah para pedagang di Tanah Abang, kemarin.
"Jadi grosir beli, harga Rp 7 ribu. Di online, di TikTok itu jual Rp 4 ribu. Itu namanya predatory pricing, kalah harga, ya kan" ungkap pria yang akrab disapa Zulhas tersebut.
Strategi tersebut bakal dilangsungkan selama minimal enam bulan. Begitu berhasil menggaet pelanggan, maka barang akan dijual kembali dengan harga normal. Oleh karena itulah, Zulhas tak segan menerbitkan aturan anyar Permendag No 31 tahun 2023.
Aturan itu menyangkut hajat ekonomi UMKM di Tanah Air. Bahwa pemerintah tidak hanya diam ketika melihat UMKM gulung tikar. "Jadi, saya lihat langsung kondisi pedagang di sini bersama-sama dan bukan cuma hanya dengar saja," kata Zulhas di lokasi.
Namun, Zulhas pun mengimbau agar pedagang meningkatkan kualitas produknya. Tepat di tengah langkah pemerintah menahan derasnya gempuran barang impor lewat marketplace.
Apalagi, produk Indonesia juga harus menghadapi perdagangan bebas di Asia. Jika UMKM tidak berkembang, maka UMKM tidak akan bisa bersaing. Produk yang dijual pun harus berkualitas untuk menarik para konsumen.
"Dan saya kira kita mampu melakukan itu," jelasnya. Zulhas meminta pedagang juga belajar untuk berjualan online. Termasuk para pedagang Tanah Abang harus mulai memasukan dagangannya ke e-commerce. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: