Dua Anak Buah SYL Diperiksa KPK Terkait Dugaan Korupsi di Kementan, Ini Peran Mereka

JAKARTA, HARIAN DISWAY- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengusut perkara dugaan korupsi di Kementerian Pertanian. Siang ini, lembaga antirusuah itu tengah memeriksa Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono, Selasa, 10 Oktober 2023.

Anak buah mantan menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi. Yakni untuk melengkapi berkas perkara tersangka lain.

"Benar, sebagai saksi untuk berkas perkara tersangka lain," kata juru bicara KPK Ali Fikri di gedung KPK.

BACA JUGA:Terungkap! Kepala Belakang Andini Dipukul Pakai Botol Tequila oleh Ronald Tannur

Kemarin, KPK juga lebih dulu memeriksa anak buah SYL. Yakni Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan Muhammad Hatta pada Senin, 9 Oktober 2023.

Hatta diperiksa oleh tim penyidik selama lima jam. Namun, KPK belum menjabarkan materi pemeriksaan terhadap Hatta.

Hatta disinyalir punya peran mengkoordinasi gratifikasi atau suap di lingkungan Kementerian Pertanian. Sementara Kasdi berperan sebagai pemungut gratifikasi itu. Sebelum pada akhirnya diberikan ke SYL.

Seperti diketahui, KPK menyelidiki kasus korupsi Kementan sejak awal 2023. Statusnya dinaikkan ke tahap penyidikan pada September lalu. Tepat setelah tim penyidik KPK menggeledah rumah dinas SYL pada Kamis 28 September 2023.

BACA JUGA:Kronologi Tewasnya Andini, Pengunjung Blackhole KTV Club, Versi Polisi

Pada penggeledahan tersebut, KPK menyita 12 pucuk senjata api. Juga uang senilai Rp 30 miliar dalam rupiah maupun mata uang asing. Dan bukti transaksi keuangan dan pembelian barang berharga.

Salah satu kasus yang tengah diusut yakni dugaan pemerasan dalam jabatan. KPK sudah menetapkan tersangka dalam kasus ini, namun hingga sekarang belum mengumumkannya. Masih menunggu detail perkara ini saat melakukan penahanan. 

Meski demikian, salah satu pihak yang dikabarkan menjadi tersangka adalah SYL. Kabar tentang penetapan tersangka itu mencuat ketika Syahrul sedang "hilang" di Eropa awal Oktober lalu. (Mohamad Nur Khotib)

Sumber: