Israel Kepung Gaza, Cari Tokoh Hamas Yahya Sinwar, Apa Perannya?

Israel Kepung Gaza, Cari Tokoh Hamas Yahya Sinwar, Apa Perannya?

Pimpinan Hamas Yahya Sinwar diburu tentara Israel di Gaza. -Ist-

HARIAN DISWAY - Militer Israel atau Israel Defense Forces (IDF) sedang bersiap-siap untuk segera menyerang Jalur Gaza dengan puluhan ribu tentara yang dimilikinya, Minggu, 15 Oktober 2023.

Mereka menargetkan Kota Gaza dan menghancurkan kepemimpinan Hamas di wilayah tersebut.

Hal tersebut disampaikan oleh tiga perwira senior militer Israel yang menjabarkan rincian rencana invasi Israel ke Gaza, dilansir dari The New York Times, Sabtu, 14 Oktober 2023.

IDF telah memberikan informasi bahwa tujuan utama dalam rencana invasi tersebut adalah melenyapkan hierarki politik dan militer tertinggi Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Gaza.

BACA JUGA:Cemas Kondisi Keamanan di Israel, Negara-Negara Mulai Evakuasi Warganya, Berikut Daftar Negara-Negara Tersebut

BACA JUGA:Israel Bersiap untuk Serangan Darat, Beri Waktu 24 Jam bagi Warga Sipil Gaza untuk Segera Mengungsi ke Selatan

Rencana invasi oleh Israel ini akan menjadi operasi serangan darat terbesar Israel sejak invasinya ke Lebanon pada 2006.

Invasi ini juga akan menjadi upaya pertama kali Israel dalam merebut wilayah Gaza dan setidaknya mempertahankan wilayah tersebut untuk sementara waktu sejak invasinya ke Gaza pada 2008, menurut ketiga perwira senior Israel tersebut.


Tank-tank Israel sedang bersiap-siap di luar Erez, Israel pada Sabtu, 14 Oktober 2023. Tank tersebut menjadi salah satu pasukan darat IDF untuk menyerang Jalur Gaza.-Sergey Ponomarev-The New York Times

Operasi ini memiliki risiko yang membuat Israel harus bertempur di perkotaan selama berbulan-bulan, baik di atas tanah maupun di dalam terowongan yang berliku-liku.

Medan pertempuran tersebut yang telah lama dihindari oleh Israel karena lokasinya berada di wilayah sempit dan padat penduduk.

Awalnya, invasi ini direncanakan pada akhir pekan, tetapi tertunda beberapa hari.

BACA JUGA:Presiden Palestina Kutuk Pembunuhan Terhadap Warga Sipil dalam Perang Israel-Hamas

BACA JUGA:Konflik Israel-Palestina Memanas, Presiden Rusia Vladimir Putin Serukan Pembentukan Negara Palestina yang Merdeka dan Berdaulat

Salah satu penyebabnya adalah kondisi cuaca yang mempersulit operator drone dan pilot Israel dalam menyediakan perlindungan udara bagi pasukan daratnya. Hal itu disampaikan sang perwira Israel.

Selain pasukan infanteri, pasukan darat IDF lainnya yang akan terjun adalah tank, pencari ranjau, dan pasukan komando.

Pasukan darat tersebut akan dilindungi oleh pesawat tempur, helikopter tempur, drone udara, dan artileri yang ditembakkan dari darat maupun laut.

"Tujuan mereka adalah menghancurkan Hamas dan melenyapkan para pemimpinnya setelah pembantaian yang mereka lakukan,” kata Kepala Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari, pada hari Sabtu, 14 Oktober 2023.

“Organisasi itu tidak akan memerintah Gaza secara militer dan politik,” tambah Laksamana Muda Hagari.

BACA JUGA:Tak Gentar! Kelompok Pro-Hamas Retas Papan Reklame di Tel Aviv, Israel.

BACA JUGA:1 WNI Tewas Akibat Serangan Udara Israel, Menlu: Belum Memungkinkan untuk Proses Evakuasi

Juru bicara IDF Letnan Kolonel Richard Hecht mengatakan bahwa IDF secara khusus berencana untuk membunuh Yahya Sinwar, seorang pejabat tinggi Hamas yang berlokasi di Kota Gaza.

Israel menganggap bahwa Sinwar bertanggung jawab atas kekejaman terhadap Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023.

“Orang itu sedang dalam pengawasan kami... Dia adalah orang mati yang sedang berjalan, dan kita akan menangkap orang itu,” kata Letkol Richard Hecht, merujuk pada Sinwar.

Israel meyakini Sinwar berada di Gaza. Yahya Sinwar adalah seorang tokoh politik Palestina yang saat ini menjabat sebagai pemimpin Hamas di Jalur Gaza.

Ia merupakan salah satu figur kunci dalam gerakan Hamas, yang merupakan organisasi politik dan militer Palestina.

Sebelum memimpin Hamas di Gaza, Sinwar sempat dipenjara oleh otoritas Israel selama beberapa dekade sebelum dibebaskan pada tahun 2011 sebagai bagian dari pertukaran tahanan.

Setelah pembebasannya, ia menjadi salah satu tokoh terkemuka dalam gerakan Hamas di Jalur Gaza.

Yahya Sinwar terkenal karena pendekatannya yang keras terhadap konflik Israel-Palestina.

Disisi lain, Joost Hiltermann, seorang direktur program Timur Tengah dan Afrika Utama di Crisis Group, mengatakan bahwa Hamas pasti telah mempertimbangkan serangan balasan Israel terhadapnya.

“Hamas pasti telah memperhitungkan bahwa secara militer mereka tidak dapat memenangkan pertempuran ini, bahkan jika mereka menemukan cara untuk bertahan hidup dalam beberapa bentuk, namun pada akhirnya Israel tidak memiliki tujuan akhir di Gaza,” kata Joost Hiltermann.

Selain itu, ketika Israel berhasil menguasai Gaza, Israel akan memperoleh tanggung jawab yang besar dalam memerintah langsung jutaan warga Palestina di Gaza.

Dilansir dari The Intercept, hal tersebut akan sangat sulit, bahkan mustahil bagi militer Israel untuk mempertahankan kekuasaannya di Gaza.

Hal itu mengacu ketika IDF telah berusaha keras dalam mempertahankan perbatasannya sembari mengendalikan kehidupan jutaan orang di Tepi Barat.

“Israel harus meninggalkan Hamas untuk memerintah Gaza, memasukkan Otoritas Palestina, yang lemah dan kemungkinan besar tidak mampu, atau mereka harus melakukannya sendiri. Pendudukan baru adalah hal terakhir yang diinginkan Israel. Mereka menginginkan Tepi Barat, bukan Gaza,” ujar Joost Hiltermann.

“Sekarang orang-orang mengatakan bahwa Hamas tidak punya tempat untuk pergi, dan ini adalah akhir dari Hamas. Tetapi Israel-lah yang akan terjebak di Gaza,” tambahnya Hiltermann. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: the new york times