Mengenal Hizbullah, Kelompok Bersenjata Lebanon yang Mendukung Hamas Serang Israel
Hasan Nasrallah pemimpin Hizbullah yang serang balik Israel pada 9 Oktober 2023-AFP-
BACA JUGA:Ketika Serangan Total Israel ke Gaza Tertunda Cuaca
Pada 2021 Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah mengklaim, Hizbullah memiliki 100.000 pejuang, dukungan yang kuat dari militan muslim Syiah, serta roket yang presisi dan dapat menyerang seluruh wilayah Israel.
Hingga saat ini, Hizbullah merupakan musuh terbesar Israel di wilayah Timur Tengah lantaran reputasinya sebagai satu blok politik paling berpengaruh dalam sistem politik sektarian Lebanon serta muslim Syiah. Serta memiliki kekuatan militer yang cukup mumpuni.
Mengenal Hizbullah, kelompok bersenjata asal Iran yang terlibat dalam konflik Hamas dan Israel-AFP-
Peran Strategis Hizbullah di Lebanon
Hizbullah tidak sekadar kelompok militer bersenjata, melainkan kelompok tersebut juga terlibat dalam urusan politik masyarakat Lebanon. Hizbullah memiliki menteri di pemerintahan dan anggota parlemen.
Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat pada tahun 1997 dan Jerman pada tahun 2020, telah menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris.
Sedangkan, pada tahun 2013. Uni Eropa hanya menetapkan sayap bersenjatanya saja dan tidak termasuk sayap politik.
BACA JUGA:Israel Kepung Gaza, Cari Tokoh Hamas Yahya Sinwar, Apa Perannya?
Keputusan ini dianggap kontroversial karena peran Hizbullah dalam pemerintahan Lebanon berturut-turut sejak tahun 1992.
Hizbullah telah membentuk jaringan layanan sosial besar di Lebanon. Mulai dari rumah sakit, sekolah, dan fasilitas umum yang membuat kelompok ini relatif populer di dalam negeri.
Selain itu, ditambah dukungan sangat kuat dari masyarakat Lebanon yang sepertiga di antaranya beragama Islam Syiah terhadap Hizbullah.
Tujuan Pembentukan Hizbullah
Hizbullah didirikan pada tahun 1982 di tengah kekacauan perang saudara Lebanon yang telah berlangsung selama 15 tahun.
Ketegangan kembali memanas pada tahun 1975 saat kelompok masyarakat Muslim, Kristen, sayap kiri, dan nasionalis Arab saling bersitegang pada saat itu di Lebanon. Suriah dan kelompok bersenjata Palestina juga terlibat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: news agency