Konsistensi Dukungan ke Palestina, Quo Vadis?
Ilustarsi perang Palestina-Israel. Menakar Hipokirsme media negara-negara Barat. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Masyarakat akhirnya menilai sendiri apa yang terjadi di medan perang tanpa menakar secara jernih terkait substansi informasi yang diberitakan media tertentu sudah memegang prinsip jurnalisme yang ketat, termasuk cover-both-sides. Hal itu cukup berbahaya, terutama dengan merebaknya perkembangan media sosial.
Terakhir, hubungan antara Indonesia dan Palestina sudah semestinya diperlakukan istimewa sebagaimana pada saat merdeka Palestina adalah salah satu pihak yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan Indonesia untuk memerdekakan bangsa Palestina tidak boleh hanya dipandang sebagai sebuah komoditas yang menarik diperdagangkan pada kontestasi pemilihan umum presiden semata.
Namun, lebih daripada itu, suatu tanggung jawab sejarah dipikul Indonesia sebagai mercusuar di antara negara-negara Selatan, khususnya di antara bangsa Asia-Afrika yang pada tahun 1955 menghasilkan Dasasila Bandung. Kita sama-sama berharap ada titik terang dan jalan perdamaian di antara kedua negara. Semoga. (*)
Probo Darono Yakti, dosen Hubungan Internasional FISIP Unair dan pengamat ASEAN di Emerging Indonesia Project-Dok. pribadi-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: