Mengenal Pola Asuh Strict Parent, Ciri-Ciri dan Dampaknya bagi Anak

Mengenal Pola Asuh Strict Parent, Ciri-Ciri dan Dampaknya bagi Anak

Seiring berkembangnya ilmu parenting, pola asuh yang bersifat otoriter ini mulai ditinggalkan oleh orang tua yang memiliki pemahaman parenting lebih maju. -iStock-

Orang tua yang menggunakan pola asuh ini cenderung sering tidak memberikan anak kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri atau memberikan masukan. Mereka seringkali mengambil inisiatif dalam hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan anak tanpa melibatkan mereka.

5. Tidak Percaya pada Kemampuan Anak

Orang tua yang tegas atau otoriter cenderung meragukan kemampuan dan penilaian anak. Mereka jarang memberikan kesempatan pada anak untuk membuktikan diri atau mengambil keputusan sendiri. Hal ini dapat berdampak negatif pada kepercayaan diri anak dan membuat mereka merasa tidak mampu.

6. Jarang Memberikan Waktu Luang

Orang tua dengan pola asuh yang otoriter menuntun anaknya dalam banyak aspek kehidupan seperti mengerjakan pekerjaan rumah, berprestasi di sekolah dan banyak lagi. Sayangnya mereka jarang memberikan waktu luang bagi anak untuk bersantai, berekreasi ataupun sekedar bermain. 

Dampak Pola Asuh Strich Parents

1. Anak Menjadi Lebih Mudah Marah 

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh strict parents memiliki risiko mengembangkan masalah perilaku, seperti kemudahan dalam marah dan pemberontakan. Ini disebabkan oleh pengamatan dan pembelajaran anak dari cara orang tua yang ketat dalam menerapkan disiplin. 

BACA JUGA: Gandeng Pakar Psikologi, GMBU Surabaya Bahas Smart Parenting

Penggunaan nada bicara yang tinggi, tekanan, dan bahkan ancaman seringkali menjadi metode yang digunakan oleh orang tua yang tegas untuk menegakkan disiplin pada anak-anak mereka. Selain itu, anak dengan pola asuh ini berisiko menjadi anak yang suka mengintimidasi karena apa yang mereka lihat dari pola pengasuhan kedua orang tuanya.

2. Rasa Percaya Diri Rendah

Anak-anak yang bertumbuh dalam pola asuh ini berisiko memiliki rasa percaya diri yang rendah. Anak juga memiliki lebih sedikit rasa inisiatif daripada anak-anak dengan pola pengasuhan yang tepat. Selain itu, anak-anak dalam pola asuh ini juga tidak memiliki kemampuan yang baik dalam membuat keputusan dalam hidupnya.

3. Stres hingga Depresi

Anak-anak yang diperlakukan dengan cara ini berpotensi menghadapi risiko gangguan kesehatan mental, seperti stres dan bahkan depresi. Selain itu, ada potensi risiko terkena gangguan kesehatan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan yang mungkin mengganggu perkembangan kesehatan mental mereka.

BACA JUGA: Jangan Sampai Siswa Kekurangan Vitamin “A” Alias Ayah, SDIT Al Uswah Surabaya Gelar Parenting Ayah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: halodoc.com