Kutuk Serangan Israel di Masjid Al-Ahli, Presiden Jokowi Nyatakan Indonesia Tidak akan Tinggal Diam

Kutuk Serangan Israel di Masjid Al-Ahli, Presiden Jokowi Nyatakan Indonesia Tidak akan Tinggal Diam

Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan berkomentar terkait kekecewaan PDIP usai ditinggalkan setelah Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.-Dok. Sekretariat Presiden-

HARIAN DISWAY - Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa Indonesia mengutuk serangan Israel di Masjid Al-Ahli, Gaza, Palestina.

Hal itu disampaikan presiden sampaikan pada Kamis, 19 Oktober 2024. Saat melakukan kunjungan kerjanya di Riyadh, Arab Saudi untuk menghadiri KTT ASEAN-GCC yang dihelat pada 20 Oktober 2023.

"Indonesia mengecam keras tindak kekerasan yang terjadi di Gaza karena telah mengakibatkan penderitaan dan semakin banyaknya korban sipil. Termasuk perempuan dan anak. Indonesia juga mengutuk serangan Israel terhadap Rumah Sakit Al Ahli," tegasnya.
Ilustrasi anak-anak Palestina yang menjadi korban perang. -IG @jamieleecurtis-


Presiden menyebutkan bahwa tindak kekerasan dan serangan yang terjadi di Palestina merupakan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Kutuk Serangan Israel ke Palestina, Kirim Menlu ke Jeddah

Oleh karena itu Presiden Jokowi telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi untuk hadir dalam Pertemuan Luar Biasa Para Menlu anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, pada Rabu, 18 Oktober 2023 kemarin. 

"Serta untuk terus mengupayakan evakuasi WNI yang saat ini masih terkendala kondisi lapangan," ungkap Presiden.

Presiden lebih jauh menegaskan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam melihat korban sipil yang terus berjatuhan dan ketidakadilan yang terus terjadi pada rakyat Palestina.

Bersama dengan OKI, Indonesia akan terus mengirimkan pesan kuat kepada seluruh dunia untuk menghentikan konflik antara Palestina dan Israel tersebut.

"Indonesia bersama-sama dengan OKI mengirimkan pesan kuat kepada dunia untuk menghentikan eskalasi, untuk menghentikan penggunaan kekerasan, untuk fokus pada masalah kemanusiaan, dan menyelesaikan akar permasalahan, yaitu pendudukan Israel atas Palestina," tuturnya.

BACA JUGA: Keras! Presiden Kolombia Usir Dubes Israel Karena Bela Palestina

Presiden Jokowi mengajak seluruh negara di dunia untuk bersama-sama membangun solidaritas global dalam rangka menyelesaikan masalah Palestina secara adil.

Indonesia juga akan mendorong negara-negara di dunia untuk menerapkan parameter internasional yang telah disepakati bersama.

"Ini akan terus Indonesia suarakan di berbagai kesempatan dan forum internasional, termasuk saat bilateral dengan Perdana Menteri Arab Saudi dan di KTT ASEAN-GCC esok hari," tutur Presiden.

Sementara itu, Menlu Retno Marsudi menyampaikan tiga kunci utama yang menjadi fokus OKI untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel, pada 18 Oktober 2023.

Pertama, menlu menegaskan pada OKI untuk menghentikan kekerasan terhadap warga Palestina. OKI juga harus mengerahkan segala upaya untuk mendesak dilakukannya gencatan senjata sesegera mungkin.
Menlu Retno Marsudi menyampaikan tiga kunci utama yang menjadi fokus OKI untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel, pada 18 Oktober 2023. -Dok. Menlu-


“Mengingat DK PBB tidak mampu menjalankan fungsinya, maka untuk mendapatkan dukungan internasional yang lebih kuat OKI harus mendesak SMU PBB untuk mengadakan emergency session,” jelasnya.

Kedua, memastikan kelancaran dan keselamatan pengiriman bantuan kemanusaiaan di Gaza. Karena segala bentuk blokade listrik, air, dan BBM, serta menghukum warga-warga sipil bertentangan dengan hukum internasional.

BACA JUGA: Akses Perbatasan Rafah Akhirnya Dibuka, Sebagian Kecil Bantuan Kemanusiaan Mengalir ke Palestina

Menlu menegaskan bahwa setiap detik akan sangat berharga bagi warga Palestina. OKI harus mendesak semua pihak yang relevan untuk membuat humanitarian corridor di Gaza.

"Juga memastikan hukum humaniter internasional dihormati. Upaya apa pun yang mengarah kepada pengusiran penduduk di Gaza harus ditolak,” tegas menlu.

Ketiga, mengatasi akar konflik permasalahan Palestina-Israel yakni dengan memberikan hak bangsa Palestina. OKI harus mendorong tercapaianya kesepakatan two-state solution untuk perdamaian.

Menlu bahkan mengingatkan bahwa tujuan berdirinya OKI adalah untuk memperjuangkan kebebasan Palestina. 

“Sekarang waktunya bagi OKI untuk bertindak dan kita harus bertindak bersama-sama. Jangan biarkan Israel terus melanjutkan okupasinya di tanah Palestina,” tandas menlu. (Salsa Amalika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: