Ramai Pakai Hashtag From the River to the Sea untuk Dukung Palestina, Apa Artinya?

Ramai Pakai Hashtag From the River to the Sea untuk Dukung Palestina, Apa Artinya?

PARA demonstran pro-Palestina memegang spanduk bertulisan “Free Palestine” di depan kantor umum PBB di Jenewa pada 14 Oktober 2023. -AFP-

HARIAN DISWAY - Jagat maya kembali diguncang frasa legendaris From the River to the Sea pada 20 November 2023. Frasa tersebut ramai digunakan oleh para netizen untuk mendukung Palestina yang kini dibombardir habis-habisan oleh Zionis Israel sejak 7 Oktober 2023.

Pepatah lengkap frasa tersebut berbunyi From the River to the Sea, Palestine Will Be Free. Artinya, dari sungai hingga laut, Palestina akan merdeka. Slogan tersebut menggambarkan tanah Palestina yang terletak di antara sungai Jordania. Berbatasan langsung dengan Israel Timur dan Laut Mediterania Barat.

Sudah digunakan sejak 1960, nyatanya slogan tersebut mendapat banyak penafsiran berbeda, baik positif maupun negatif.

Sebenarnya apa makna frasa tersebut?

BACA JUGA:Viral Demo Dukung Palestina Pakai Emot Gambar Semangka, Apa Artinya?


PARA netizen ramai menggunakan hashtag dan caption From The River To The Sea Palestine Will Be Free di media sosial untuk menyatakan dukungan terhadap rakyat Palestina -Akun X @Hazlam-

Bagi pengamat Palestina dan Israel, penafsiran berbeda mengenai makna slogan tersebut bergantung pada istilah bebas.

Nimer Sultany, dosen hukum di School of Oriental and African Studies (SOAS) di London, mengatakan bahwa kata sifat tersebut mengungkapkan bahwa keadilan perlu ditegakkan di Palestina. Warga Palestina seharusnya bisa hidup di tanah air mereka sebagai warga negara yang bebas, setara, dan tidak didominasi siapa pun atau pihak mana pun.

 "Kesetaraan sangat diperlukan bagi semua penduduk Palestina," ujar Sultany.

Kebebasan di sini mengacu pada fakta bahwa rakyat Palestina tidak mendapatkan hak untuk menentukan nasib sendiri sejak Inggris memberikan hak kepada kaum Yahudi untuk mendirikan tanah air nasional Israel di Palestina melalui Deklarasi Balfour pada 1917.

"Hal ini terus menjadi inti permasalahan. Sejak saat itu, warga Palestina mendapat penolakan terhadap kesetaraan, keadilan, dan martabat seperti negara lainnya,” terangnya.

BACA JUGA:Selain Semangka, 3 Buah Ini juga Jadi Simbol Perjuangan Palestina


RATUSAN RIBU demonstran pro-Palestina di London turun ke jalan untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina di Gaza pada 28 Oktober 2023 -Reuters-

Menurut Sultany, slogan tersebut tidak dapat diartikan sebagai anti-Semitisme yang bermakna dugaan kebencian terhadap kaum Yahudi. Apalagi, setelah melihat ratusan ribu prodemonstran London yang beragama Islam dan Yahudi turun ke jalan bersama di tengah hujan, untuk menyuarakan kebebasan Palestina dan gencatan senjata secepatnya oleh Israel pada Sabtu, 28 Oktober 2023.

“Kontroversi pandangan negatif tentang slogan itu hanya dibuat-buat untuk mencegah solidaritas bangsa Eropa terhadap Palestina. Padahal, sudah jelas, slogan itu bahkan tidak menggunakan bahasa Arab sedikit pun,” jelas Sultany.

Di sisi lain, pengamat pro-Israel profesor studi Arab dan Yahudi dari Brandeis University Yehudah Mirsky menyatakan bahwa slogan itu mengerikan. Sebab, slogan tersebut sama saja menghapus keberadaan negara Israel Yahudi di tengah sungai Jordania dan Mediterania.


PARA demonstran pro-Palestina di London turun ke jalan bersama di tengah hujan untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina, khususnya Gaza, pada 22 Oktober 2023 -Akun instagram @officialharrisj-

“Kedengarannya seperti ancaman, bukannya pembebasan. Hal itu menandakan akhir dari bangsa Yahudi karena Israel tidak memiliki hak penuh sebagai suatu negara,” ucapnya.

Bagaimanapun, Mirsky berharap akan adanya diskusi di masa depan untuk menemukan jalan tengah dari masalah itu tanpa adanya perpecahan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: