Catatan dari Parade Surabaya Juang 2023: Wali Kota Terlambat, Spirit Kepahlawanan Hilang

Catatan dari Parade Surabaya Juang 2023: Wali Kota Terlambat, Spirit Kepahlawanan Hilang

Wali Kota Eri Cahyadi mengendarai motor kuno. Pada Parade Surabaya Juang 2023, ia terlambat datang cukup lama dari waktu yang telah ditentukan. Sehingga tahapan acara pun berantakan. -Julian Romadhon/HARIAN DISWAY-

PARADE Surabaya Juang 2023 telah selesai digelar. Bagus? Iya. Lancar? Tidak sepenuhnya. Satu hal yang hilang dari event menyambut Hari Pahlawan itu adalah lunturnya energi kepahlawanan itu sendiri. Pejabat telat, veteran mampir sekelebat, rundown semburat. Eman.

Sejatinya Parade Surabaya Juang 2023 digelar pukul 8 pagi, pada 5 November 2023. Dua hari sebelum hari-H, Heri Lentho, sutradara event tersebut memberi kabar pada saya. Bahwa waktu pelaksanaannya mundur. Yakni pada jam 3 sore. Sesuai permintaan Pemkot Surabaya.

Bisa dibilang cukup mepet. Dua hari sebelum acara baru muncul kabar bahwa waktunya dimundurkan. Saat hari-H pun, saya yang ikut sebagai pengisi acara musik, belum melihat gelagat dimulainya acara pada pukul 3 sore.

BACA JUGA: Ayo Ramaikan! Bakal Ada Tiga Aksi Teatrikal Perang di Parade Juang 2023

Baru pada sekitar pukul 4 sore, kami mendengar sirine. Tanda bahwa acara telah dimulai. Musik telah dapat dimainkan. Saya dan band saya tampil bergantian dengan band dari Universitas Ciputra.
Heri Lentho, sutradara Parade Surabaya Juang. Event-event sebelumnya selalu berjalan lancar. Hanya tahun ini karena wali kota terlambat, spirit kepahlawanan itu hilang. -Julian Romadhon/HARIAN DISWAY-

Kabarnya, keterlambatan itu akibat terlambatnya wali kota. Eri diketahui baru sampai di lokasi pada 15.30. Telat setengah jam. Ia mungkin tak ambil pusing dengan segala persiapan yang telah dilakukan Heri. Jadwal per acara, termasuk pengadeganan telah dilakukan dengan sangat cermat.

Ngaret-nya wali kota itu tentu membuat rundown terlambat pula. Beberapa adegan, seperti yang dilakukan berbagai komunitas pecinta sejarah dan tari jadi terkesan terburu-buru. Ada pula jeda yang cukup lama dari para penampil. Karena mereka saling menunggu.

Pada Parade Surabaya Juang 2019, saya masih ingat. Dulu, jika bertemu kawan yang ikut berpawai, mereka menyapa sambil tetap berjalan. Sebab, tahapan yang diikuti ketika itu benar-benar tertata rapi. Tak bisa singgah sejenak untuk ngobrol.

Sedangkan dalam acara tersebut, mereka yang melihat saya, bisa sejenak menepi, lalu berbincang-bincang cukup lama. Bahkan sempat berfoto selfie. Kata beberapa dari mereka, ada adegan yang terpaksa dipotong. Baik dari teatrikal atau tarian. Sehingga mereka tampak lebih santai.

BACA JUGA: Penting! Berikut Titik Pengalihan Arus Lalu Lintas dan Lokasi Parkir Parade Juang 2023

Wali Kota Eri ikut pawai dengan motor kuno yang dikendarainya sendiri. Disusul oleh jajaran Forkopimda yang menaiki mobil. Paling belakang adalah rombongan veteran. Mereka duduk di mobil terbuka sembari melambai-lambaikan tangan.

Mereka hanya lewat dalam sekejap saja. Wajah-wajah sepuh itu tak dapat lama dilihat oleh para pengunjung. Sehingga energi kepahlawanan yang sebenarnya digaungkan dalam Parade Surabaya Juang, tak terasa sama sekali.

Itu berbanding terbalik dengan Parade Surabaya Juang pada era sebelum Wali Kota Eri. Tahun 2019, saya menyaksikan para veteran turut berjalan bersama para peserta pawai. Usia yang telah lanjut, tetapi raut wajah mereka bahagia. Karena berjalan, pengunjung dapat lama menyaksikan ekspresi mereka.

Dengan cara itu, spirit kepahlawanan muncul. Para veteran itu melambai-lambai, lalu memberi hormat. Secara spontan, ketika itu saya dan banyak pengunjung lain membalas hormat mereka. Gejolak perasaan bangga terhadap para veteran itu ada dalam dada kami. Bahkan beberapa tampak menangis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: