Capres-Cawapres Membincang Kedaulatan Pangan

Capres-Cawapres Membincang Kedaulatan Pangan

Ilustrasi visi-misi capres soal kedaulatan pangan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Jaga Ketahanan Pangan, BMKG Ajari Petani Untuk Adaptasi Perubahan Iklim

Suku Toraja di Sulawesi Selatan memiliki tradisi ”aluk todolo”. Melalui praktik itu, mereka berhasil menjaga kesuburan tanah selama bertahun-tahun. 

Suku Batak Sumatera memiliki contoh bagus dengan pertanian berkelanjutan menggabungkan padi, kopi, sayuran, dan buah-buahan dalam satu lahan. Mereka juga memanfaatkan sumber daya hutan seperti ulat sagu, buah hutan, dan ikan sungai yang menjadikannya sumber daya berharga dalam menjaga ketahanan pangan.

Cara tradisional suku-suku di Indonesia dalam menyimpan dan mengawetkan makanan juga memiliki karakteristik unik. Suku Dayak menggunakan teknik pengasapan ikan dan daging untuk mengawetkan.

BACA JUGA:Dampak Dari Perubahan Iklim: Krisis Pangan Hantui Seluruh Negara di Tahun 2050

BACA JUGA:Solusi Wabah Kekeringan di Papua: Lumbung Pangan dan Perluasan Bandara Sinak

Mereka juga memanfaatkan lumbung padi tradisional yang terbuat dari anyaman bambu untuk melindungi beras dan makanan dari hama serta cuaca.

Budaya dan kearifan lokal dalam budaya maritim di Indonesia memiliki peran mencerminkan keterkaitan erat antara masyarakat laut dan sumber daya kelautan. Masyarakat pesisir di seluruh Indonesia telah mengembangkan metode unik menangkap ikan. 

Masyarakat Bajo terkenal dengan teknik penyelaman tanpa peralatan modern yang mereka sebut ”paotere”. Mereka menggunakan peralatan sederhana seperti jaring dan tombak untuk berburu dan menangkap ikan.

BACA JUGA:Dukung Ketahanan Pangan, Kapolresta Sidoarjo Bagi 5.000 Benih Lele di Desa Bangah

BACA JUGA:Penyaluran Bantuan Pangan ke Papua Tengah Berjalan Lancar

Pengetahuan mendalam tentang pasang surut laut dan pola alam sekitarnya menjadi hal yang sangat penting bagi banyak komunitas pesisir di Indonesia. Pengetahuan itu membantu menentukan waktu yang tepat untuk berlayar, menangkap ikan, atau mengumpulkan sumber daya laut lainnya.

Pembuatan perahu tradisional menjadi bagian penting dalam budaya masyarakat. Masyarakat lokal telah menguasai teknik khusus dalam memilih kayu, memahat, dan merakit perahu secara manual. 

Masyarakat adat di Maluku menerapkan sistem pengelolaan bersama untuk sumber daya laut mereka. Mereka membagi wilayah perairan menjadi zona-zona yang berbeda untuk kegiatan penangkapan ikan. Aturan komunal itu dihormati seluruh anggota masyarakat.

BACA JUGA: Pemenang Kategori Ketahanan Pangan: Poktan Raksasa Penentu Kemenangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: