Kebijakan Luar Negeri Capres (1): Ganjar Bakal Andalkan Kekuatan Diplomat

Kebijakan Luar Negeri Capres (1): Ganjar Bakal Andalkan Kekuatan Diplomat

Capres Ganjar Pranowo saat menyampaikan arah kebijakan luar negeri di forum CSIS, 7 November 2023. -YOUTUBE CSIS-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Center for Strategic and International Studies (CSIS) memberi panggung bagi tiga bakal calon presiden (capres). Yakni untuk berpidato menyampaikan gagasan mereka bertema Kebijakan Luar Negeri.

Tetapi, acara itu digelar secara bergiliran. Bacapres Ganjar Pranowo mendapat urutan pertama yang tampil di Auditorium CSIS, Gedung Pakarti Centre lantai 3, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Selasa sore, 7 November 2023. Menyusul kemudian bacapres Anies Baswedan, 8 November 2023 di tempat yang sama. 

Sedangkan, bacapres Prabowo Subianto dijadwalkan pada Senin, 13 November 2023. Awalnya Prabowo mendapat giliran pertama. Tetapi diundur.

“Forum ini kami inisiasi sejak dua bulan lalu. Berangkat dari perhatian terhadap berbagai isu luar negeri,” ungkap Direktur CSIS Yose Rizal Damuri dalam sambutannya. Juga menyangkut proses persiapan Pemilu 2024.


Capres Ganjar Pranowo menjelaskan arah kebijakan luar negerinya bila terpilih sebagai presiden. -YOUTUBE CSIS-

Yose membeberkan sejumlah faktor yang mendasari acara ini. Pertama, perubahan kondisi global yang begitu cepat. Berbagai tantangan mulai terasa dampaknya. Bukan sekadar mendengar dan melihat. 

Tantangan jangka pendek menyangkut percepatan pemulihan dari pandemi Covid-19. Ini pun belum tuntas. Masih banyak negara yang mengalami kesulitan. 

Jangka menengah dan panjang lebih rumit lagi. Yakni terkait transformasi digital yang harus dimanfaatkan secara maksimal. Sekaligus memberi solusi atas ekses negatifnya bagi kehidupan bersama.

BACA JUGA:Arah Kebijakan Luar Negeri Capres (2): Anies Pilih Diplomasi Budaya

BACA JUGA:Hadiri Acara Doa Bersama Ribuan Kiai dan Santri di Gresik, Puan Maharani: Mari Kita Pilih Ganjar-Mahfud!

“Kemudian tantangan transisi energi dan menuju ekonomi hijau. Bagaimana kita menyikapi perubahan iklim? Semua ini butuh kerja sama dan kontribusi internasional,” tandas Yose. Sayangnya, kebutuhan itu susah terjawab. Sebab, rivalitas kekuatan-kekuatan besar global makin tajam.

Kepercayaan antarnegara juga kian lemah. Kompetisi bukan lagi bertujuan untuk menjadi agar lebih baik, tapi malah dibuat untuk saling menjatuhkan. Di Asia Tenggara pun demikian, negara-negara ASEAN masih kesulitan menengahi konflik Myanmar dan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan.


Ganjar Pranowo bersama peserta forum CSIS, 7 November 2023. -YOUTUBE CSIS-

Artinya, kaya Yose, kerja sama menjadi barang mahal dan makin sulit didapatkan. Inilah yang perlu dijawab bersama. Termasuk oleh Indonesia sebagai middle power yang mulai diperhitungkan di tengah komunitas internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: