Anak Kejang, Kenali Lennox-Gastaut Syndrome Serang Bocah Usia 2-6 Tahun

Anak Kejang, Kenali Lennox-Gastaut Syndrome Serang Bocah Usia 2-6 Tahun

Ilustrasi seorang anak yang baru saja tertidur akibat Lennox-Gastaut Syndrome yang sebabkan tidur anak suka terganggu. -Sleep Foundation-www.sleepfoundation.org

BACA JUGA: BACA JUGA: Ketahui Penyakit Ramsay Hunt Syndrome, Komplikasi Akibat Herpes Zoster 

Sedangkan faktor risiko pasien terkena LGS yang banyak dilaporkan sebagai berikut: 

1. Komplikasi saat bayi baru lahir sebanyak 25 persen (termasuk gangguan karena kurang oksigen atau iskemia, infeksi, berat badan lahir rendah, dan kondisi zat bilirubin di darah terlalu tinggi).

2. Infeksi sistem saraf pusat sebanyak 3,7 persen. 

3. Riwayat trauma kepala yang serius kurang dari 1 persen.

Biasanya penderita LGS diberikan obat-obatan seperti valproate, lamotrigine, topiramate, dan clobazam.

Namun perlu diperhatikan, pilihan obat harus disesuaikan dengan profil pasien, termasuk jenis kelamin, usia, penyakit penyerta, kemungkinan efek samping, dan interaksi dengan obat lain. 

BACA JUGA: Hobi Begadang? Hati-hati, Night Eating Syndrome!

Pemberian dosis obat kepada pasien LGS harus ditingkatkan secara bertahap untuk meningkatkan toleransi dan mengurangi efek samping.

Ada beberapa obat yang harus ditingkatkan dosisnya dengan lebih cepat jika diperlukan segera untuk mengontrol kejang seperti levetiracetam, rufinamide, topiramate, valproate, dan zonisamide.

Namun, saran yang lebih bagus adalah lebih baik memberikan obat yang dosisnya sekali atau dua kali sehari untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengikuti rencana pengobatan. 

Tujuan dari pengobatan adalah untuk mencegah kejang yang paling mengganggu dan menghindari efek samping. Jika tujuan ini tidak tercapai, terapi harus disesuaikan. Jika satu obat gagal, pasien harus diubah ke monoterapi dengan agen baru.

Jika obat kedua juga gagal, pertimbangkan untuk menambahkan obat kedua ke agen yang ada. (Wehernius Irfon)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: ayosehat.kemkes.go.id