Waspada! Pandemi Senyap Resistensi Antimikroba Merebak, Begini Pencegahannya

Waspada! Pandemi Senyap Resistensi Antimikroba Merebak, Begini Pencegahannya

Kampanye Pekan Peduli Antimikroba Dunia 2023 (The World AMR Awareness Week atau WAAW). Kampanye ini berlangsung setiap tahunnya pada 18-24 November. -Australian Goverment-

Pencegahan Pandemi Senyap Resistensi Antimikroba

Pencegahan resistensi antimikroba dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan One Health

One Health adalah pendekatan berbagai disiplin ilmu yang bersinergi di tingkat lokal, nasional, dan global untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal bagi manusia, hewan, dan lingkungan.

“Melalui pendekatan One Health, di mana infeksi itu bisa berasal dari hewan, tumbuhan. Itu juga penting dilakukan karena ternyata banyak sekali penggunaan antibiotik pada hewan dan tumbuhan yang tidak rasional yang menyebabkan resistensi pada manusia,” ungkap Wamenkes Dante.

BACA JUGA:Lelah dengan Pekerjaan? Ini 5 Kegiatan Positif yang Dapat Mengurangi Stres

Pada tingkat nasional, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bertekad untuk berkolaborasi dengan kementerian teknis lainnya dan bersama-sama menginisiasi transformasi sistem kesehatan.

“Di antara inisiatif yang dilakukan, kami menawarkan penyelesaian masalah AMR, yakni dengan pembentukan inisiatif sains berbasis genom biomedis pada pengobatan yang bersifat presisi,” ujar Wamenkes Dante.


Plt. Kepala BPOM RI Lucia Rizka Andalusia saat membuka acara Talkshow Pengendalian Resistensi Antimikroba Bersama Masyarakat oleh BPOM di Jakarta pada Rabu, 22 November 2023. -Badan POM-

Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga turut terlibat dalam pencegahan resistensi antimikroba. Salah satu penyebab resistensi antimikroba adalah penyalahgunaan antibiotik secara sembarangan.

“Salah satu penyebab resistensi antimikroba adalah penyerahan antibiotik di sarana pelayanan kefarmasian secara bebas,” jelas Plt. Kepala BPOM RI Lucia Rizka Andalusia.

Hal tersebut disampaikan saat pembukaan acara Talkshow Pengendalian Resistensi Antimikroba Bersama Masyarakat oleh BPOM di Jakarta pada Rabu, 22 November 2023.

BACA JUGA:Teknologi Wolbachia Bukan Rekayasa Genetika, Hanya Bakteri di dalam Tubuh Nyamuk

Plt. Kepala BPOM RI ini menjelaskan bahwa praktik penyerahan antibiotik secara bebas menyebabkan orang-orang dapat menggunakan antibiotik secara berlebihan, tidak tepat indikasi, dan tidak tepat dosis.

Dalam pengawasan BPOM pada sarana pelayanan kefarmasian (Saryanfar), BPOM menemukan praktik penyerahan antibiotik kepada pasien tanpa resep dokter sebesar 79,57% pada 2021 dan 75,49% pada 2022.

“Kondisi ini memerlukan intervensi, baik melalui edukasi kepada masyarakat maupun pengawasan distribusi antibiotik lebih ketat di Saryanfar,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diolah dari berbagai sumber