Pengamat Politik UI: Unggul di Berbagai Lembaga Survei, Bukti Prabowo-Gibran Bukan Dinasti Politik
Capres Prabowo Subianto.--
SURAKARTA, HARIAN DISWAY – Dari hasil survei dari beberapa lembaga pada bulan ini, terlihat Capres dan Cawapres, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka masih dalam posisi teratas. Padahal, banyak yang menuding Gibran, putra Presiden Jokowi ini politikus muda dan dianggap sebagai bukti dinasti politik Jokowi.
Tapi menurut pengamat politik Universitas Indonesia Meidi Kosandi, hasil survey menunjukkan sebaliknya. Menurutnya, tingganya hasil survei dari pasangan Capres dan Cawapres, Prabowo-Gibran tidak berpengaruh pada isu politik dinasti.
"Isu dinasti politik terhadap tingginya survei untuk Prabowo-Gibran saya rasa tidak terlalu berpengaruh terhadap dukungan masyarakat," kata Meidi, Selasa, 28 November 2023.
Seperti diketahui, pasangan Prabowo-Gibran pada medio November 2023 ini berdasarkan hasil dari berbagai lembaga survei menduduki posisi pertama dengan persentase sekitar 40 persen.
pBACA JUGA:Sumbang Palestina, Prabowo Rogoh Rp 5 Miliar dari Kantong Pribadi
BACA JUGA:Punya Tujuan Bangun Ekosistem Digital, Prabowo-Gibran Mulai dari 10 Kota di Indonesia
Terakhir hasil survei SPIN pasangan nomor urut 2 ini, mendapatkan dukungan 43 persen. Sementara pada hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN), pasangan Prabowo-Gibran memperoleh suara 42,1 persen.
Menurut Meidi, para pemilih pasangan Prabowo-Gibran, hampir sebagian besar merupakan pemilih loyal Prabowo pada dua pemilu terakhir. Sehingga politik dinasti yang menimpa Gibran sebagai pasangan Prabowo tidak terlalu berpengaruh. Hal ini pun sangat jelas terlihat dari berbagai hasil survei dari lembaga survei.
"Saya kira masyarakat yang mendukung memang tidak terpengaruh dengan dinasti politik," ujarnya.
Meidi menjelaskan pada konteks hari ini, di mana Gibran yang merupakan Putra Presiden Jokowi maju sebagai pendamping Prabowo bukanlah dalam rangka membangun dinasti politik.
BACA JUGA:Dinilai sebagai Pemimpin Pemersatu, Prabowo Subianto Terbukti Cegah Polarisasi
Karena dinasti politik sendiri itu dapat diartikan sebagai upaya dalam memonopoli kekuasaan.
Namun, sambung dia, dalam praktik Pemilu 2024 saat ini bukan upaya untuk mempertahankan kekuasaan politik di tangan dinasti karena melalui proses demokrasi, sehingga lebih cocok disebut dengan Political Clan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: