Gerindra: Gemoy Itu Kreativitas Bukan Pelanggaran, Jangan Serang Kami
Prabowo sempat menaruh kecewa kepada Gus Dur, yang gagal kembali jadi Jenderal Pangkostrad.--
JAKARTA, HARIAN DISWAY – Diakui atau tidak, istilah gemoy yang disematkan kepada sosok capres Prabowo Subianto menarik perhatian. Utamanya kalangan pemilih awal yang akrab dan menyukai istilah gemoy ini. Istilah ini juga memantik reaksi dari paslon lain.
Menanggapi sindiran dan cibiran dari paslon lain tentang gemoy, Sekretaris Partai Gerindra Ahmad Muzani pun berkomenta. Muzani mengatakan, istilah gemoy dan santuy yang disematkan kepada pasangan Prabowo-Gibran merupakan kreasi dan inovasi di ruang politik Indonesia, yang menyesuaikan perkembangan zaman.
Pernyataan Muzani itu menanggapi sorotan sejumlah pihak yang ia anggap sedang mencoba mendegradasi istilah gemoy dan santuy.
Muzani berujar kesenangan orang-orang terhadap Prabowo meningkat tajam. Peningkatan itu diklaim karena kegandrungan milenial terhadap paslon nomor urut 2. "Maka Pak Prabowo yang posisinya seperti itu dikemas menjadi gemoy. Tapi kreativitas yang menjadi gemes kepada Prabowo akhirnya menimbulkan efek positif di kalangan milenial dan Gen Z," kata Muzani saat menghadiri konsolidasi kader Gerindra Kota Bogor.
BACA JUGA:Pengamat Politik UI: Unggul di Berbagai Lembaga Survei, Bukti Prabowo-Gibran Bukan Dinasti Politik
BACA JUGA:Punya Tujuan Bangun Ekosistem Digital, Prabowo-Gibran Mulai dari 10 Kota di Indonesia
Muzani mengatakan, pihaknya tenang-tenang saja dalam menghadapi kritik, hujatan, hoaks, dan fitnah yang dialamatkan kepada Prabowo-Gibran. Termasuk dalam menghadapi penilaian bahwa istilah gemoy dan santuy yang dianggap sebagai sebuah cara menghilangkan substansi demokrasi dan tidak menawarkan gagasan ide dalam demokrasi.
"Substansi demokrasi adalah kemampuan kita meyakinkan pemilih agar rakyat tertarik terhadap apa yang mereka harapkan. Gemoy atau gimmick bukan sesuatu yang melanggar prinsip demokrasi karena rakyat pada akhirnya akan menentukan pilihannya di kotak suara," ujar Muzani.
Menurut Muzani, pihak-pihak yang menyerang Prabowo-Gibran karena kegandrungan milenial atas gemoy itu disebabkan karena pihak terkait tidak memiliki kemampuan untuk mengisi ruang kreativitas dan inovasi dalam berpolitik.
"Jangan serang kami ketika kreativitas dan inovasi yang kita lakukan dengan santuy, dengan gemoy dianggap menghilangkan substansi demokrasi. Ini situasi yang kita hadapi hari ini dan saya berharpa semua kader Gerindra tenang-tenang saja, santai-santai saja, senyumin saja," kata Muzani.
BACA JUGA:Dukung Program Kesehatan Prabowo-Gibran, Repnas Gelar Bakti Kesehatan di Jepara
Sebelumnya Wakil Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman, mengaku prihatin dengan persaingan menuju pesta demokrasi lima tahunan. Di mana saat ini lebih mementingan gimik ketimbang adu gagasan.
Sohibul menyindir pasangan calon yang kerap mengutamakan gimik tersebut hingga bermain-main, menggunakan istilah gemoy. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: