Sudah Janda, Masih Dibunuh

Sudah Janda, Masih Dibunuh

Motif pembunuhan dua karyawan ruko di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan diungkap.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA: Kasus di Mojokerto, Pembunuh Perkosa Mayat

Polisi memburu pelaku. Ona akhirnya ditangkap di Jakarta Timur Senin malam, 27 November 2023. Setelah 36 jam pelarian. Tersangka dijerat dengan Pasal 340 KUHP, pembunuhan berencana. Ancaman hukuman mati, setidaknya 20 tahun penjara.

Berarti, sudah janda pun masih mungkin dibunuh mantan suami. Dengan tindakan tersangka sesadis itu, bisa dibayangkan kekejamannya dulu, ketika mereka masih suami istri. Maka, menghadapi suami seperti Ona, wanita mana pun bakal sulit. Menikah dengan suami kejam, cerai pun bisa dibunuh.

Dikutip dari True Crime Blog, 15 Desember 2020, bertajuk Experts on the Twisted Reasons, Why Some Husbands Kill Their Wives, Prof Joseph Giacalone menyatakan bahwa mayoritas pembunuhan wanita sudah menikah, pelakunya orang dekat. Terutama suami.

BACA JUGA: Sulit Lupakan Mantan, Solusinya Bunuh

BACA JUGA: Es Teh Tumpah, Pembunuh Dihukum Mati

Giacalone adalah guru besar ilmu kepolisian di John Jay College of Criminal Justice, The City University of New York, AS. Ia pendidik polisi New York.

Ia mengutip data statistik FBI tahun 2011. Untuk perempuan korban pembunuhan, 82,6 persen dibunuh orang yang mereka kenal. Jika perempuan berusia di atas 18 tahun, korban dibunuh pasangan intim  yang masih berlangsung (79,2 persen) dan 14,3 persen dibunuh mantan pasangan. Disebut intimate-partner homicide (IPH).

Empat tahun kemudian, 2015, statistik berubah. Di seluruh AS ada 500 istri yang dibunuh suami. Juga, 500 perempuan dibunuh pacar. 

Di blog itu juga diisi tulisan psikiater forensik Park Elliot Dietz dari John Hopkins University, AS, yang banyak jadi saksi ahli kasus pembunuhan heboh di AS. Tulisan Dietz melengkapi ulasan Giacalone.

Dietz menyatakan, ada empat motif IPH, pria membunuh pasangan perempuan.

Motif pertama (paling umum) adalah kemarahan, yang diekspresikan dalam pola kemarahan, pelecehan, dan kekerasan yang meningkat. 

Dietz: ”Kelompok ini pernah melakukan kekerasan sebelumnya, dan Anda dapat melihatnya berkembang hingga berakhir tragis.” 

Kemarahan mereka yang hebat mungkin juga terjadi di luar rumah sehingga mengakibatkan catatan kriminal dan perilaku antisosial lainnya. Sebagian di antara mereka adalah psikopat sejati.

Motif kedua, pria takut ditinggalkan pasangan perempuan. Karakter pelaku: suka mengontrol dan sering menganiaya pasangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: