10 Jenis Makanan yang Dilarang di Beberapa Negara, Alasannya Ada yang Sepele

HARIAN DISWAY - Makanan yang kita sukai di negara kita sendiri mungkin dilarang di negara lain. Setiap negara mempunyai aturan sendiri tentang Makanan apa yang boleh dan tidak boleh. Bisa jadi hanya dengan melintasi perbatasan, Anda mendapati bahwa Makanan favorit Anda menjadi ilegal.

Alasan pelarangan tersebut berkisar dari bahan-bahan beracun, dan hal-hal lainnya. Meski banyak dari makanan itu menghasilkan pendapatan penjualan global yang tinggi, itu tidak menghentikan negara-negara untuk menerapkan peraturan tersebut. 

Misalnya, Fruit Loops memiliki penjualan global hampir 270 juta dollar, namun masih dilarang di beberapa negara Eropa. Berikut 10 jenis makanan yang Dilarang di beberapa negara. Menariknya alasannya ada yang sepele.

1. Fruit Loops - Dilarang di Norwegia, Perancis, Finlandia, dan Austria

Alasan: Terlalu Banyak Pewarna Buatan

Estimasi Penjualan Global: 269,1 juta dollar pada tahun 2021

Sereal sarapan dari Amerika Utara sangat dikenal dan digemari karena mengandung banyak gula dan sedikit kandungan nutrisi. Dari berbagai sereal tersebut, salah satu yang paling populer adalah fruit loops. 

Terlepas dari popularitasnya, generasi anak-anak di Norwegia, Prancis, Finlandia, dan Austria dibesarkan tanpa sarapan klasik yang penuh warna itu. Dengan kata lain, fruit loops dilarang di negara-negara itu.

Studi ilmiah menyebut bahwa pewarna buatan yang membuat tampilan fruit loops menarik, memiliki dampak buruk terhadap perkembangan sel, sehingga negara-negara itu melarangnya.

Ini 10 Jenis Makanan yang Dilarang di beberapa Negara, Alasannya ada yang Sepele. Fruit Loops yang banyak disukai anak-anak, ternyata dilarang di beberapa negara Eropa. -Suzanne Tucker-Shutterstock.com

BACA JUGA:Cocok Jadi Menu Diet, Ini 6 Bahan Makanan Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi

2. Rare Burger - Dilarang di Selandia Baru & sebagian Inggris

Alasan: Potensi Bakteri

Estimasi Penjualan Global: penjualan Burger King senilai 6 miliar dollar pada tahun 2020

Sumber: za.investing.com