Hasil Survei: Prabowo-Gibran Unggul Head to Head, Antagonis Politik tak Berpengaruh di Akar Rumput

HARIAN DISWAY - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengeluarkan rilis bahwa pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka lebih unggul pada simulasi head to head.

Head to head yang dimaksud adalah ketika capres dan cawapres 02 itu disandingkan dengan pasangan nomor urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Gus Imin), maupun Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Direktur Eksekutif Indikator Indonesia Burhanudin Muhtadi menjelaskan, sebanyak 57,2 persen orang memilih pasangan calon Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 mendatang.

BACA JUGA:Prabowo Ingin Dipanggil Mas Seperti Gibran: Presiden Manggil Saya Mas Bowo

Kemudian, urutan pemilih terbanyak kedua jatuh kepada Anies-Muhaimin sebanyak 27,9 persen. Sedangkan, pendukung Ganjar relatif menurun.

"Per-hari ini Prabowo masih unggul melawan Anies. Dari data kami dapatkan informasi, pendukung Ganjar sebagian besar cenderung lari ke Prabowo, ketimbang Anies," jelasnya dalam siaran rilis survei 'Dinamika Elektoral di Masa Kampanye' di YouTube Indikator Politik, Sabtu, 9 Desember 2023.

BACA JUGA:Gibran Sebut Pemilih Bimbang Telah Capai 28,7% Berdasarkan Survei Litbang Kompas

Apabila meninjau tren simulasi head to head, Prabowo-Gibran terus mengalami kenaikan per-tiga bulan terakhir.

Dari yang semula 52,3% pada September 2023, kini melonjak menjadi 57,2% pada Desember 2023. 

Sementara pada periode yang sama, Anies-Muhaimin cenderung fluktuatif dan agak turun meski tidak signifikan, yakni dari 30,5% ke 27,9%.

Menurut Burhan, antagonisme politik di tingkat elite partai pendukung Ganjar-Mahfud tidak terlalu berpengaruh terhadap basis pendukung bawah alias akar rumput.

BACA JUGA:Survei Indikator: Prabowo-Gibran Ungguli Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Oleh sebab itu, tak mengherankan jika sebagian besar pendukung Ganjar justru beralih ke Prabowo-Gibran, apabila paslon nomor urut 03 itu tidak lolos pada putaran kedua.

"Memang ada semacam ada antagonisme politik terutama di tingkat elite partai pendukung Ganjar, PDIP terhadap Prabowo-Gibran, terutama pasca keputusan MK, tetapi secara umum efeknya belum menetes ke bawah basis pendukung Ganjar," ucap Burhan.

Sumber: