Bahaya Kandungan Kimia pada Vape bagi Kesehatan, Ada Kandungan Diacetyl Hingga Nikotin

Bahaya Kandungan Kimia pada Vape bagi Kesehatan, Ada Kandungan Diacetyl Hingga Nikotin

Ilustrasi tangan yang menolak untuk konsumsi vape karena vape juga berbahaya bagi kesehatan tubuh. -Kementerian Kesehatan RI-ayosehat.kemkes.go.id

HARIAN DISWAY - Kebiasaan merokok menjadi salah satu kebiasaan buruk dalam dunia medis dikarenakan dapat menimbulkan masalah kesehatan, terutama paru-paru.

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, perkembangan teknologi saat ini menghadirkan vape sebagai pengganti rokok yang dinilai lebih modern dan “lebih bersih” daripada rokok.

Vaping adalah aktivitas seseorang yang menghirup uap yang dihasilkan oleh rokok elektronik (e-rokok) atau perangkat serupa. 

Cara kerja rokok elektronik atau vape adalah penggunanya memanaskan cairan yang biasanya mengandung nikotin, pelarut, dan perasa, kemudian menghasilkan uap yang dihirup penggunanya.

BACA JUGA: Pengaruh Rokok bagi Gigi dan Mulut: Mulai Kanker Mulut hingga Bibir Bengkak

Banyak yang beranggapan bahwa vaping dipandang sebagai pilihan yang lebih sehat daripada merokok. Bahkan anggapan lain mengatakan vaping mungkin menawarkan alternatif bagi perokok berat untuk mengurangi penggunaan tembakau.

Padahal faktanya, vaping juga menyimpan potensi bahaya yang tidak boleh diremehkan.

Kemenkes melaporkan vape mengandung berbagai bahan kimia yang berpotensi membahayakan. Salah satu contoh adalah diacetyl yang sering digunakan untuk memberikan rasa mentega pada uap. 

Diacetyl terkait erat dengan penyakit paru-paru yang serius, seperti bronkiolitis obliterans yang dikenal sebagai "popcorn lung".

Selain itu, ketika cairan vape dipanaskan, proses ini dapat menghasilkan aldehida seperti formaldehida yang bersifat karsinogenik atau dapat memicu penyakit kanker

BACA JUGA: Ampuh! Ini 5 Cara untuk Menghentikan Kebiasaan Merokok secara Bertahap, Dijamin Tidak Berat

Walaupun tingkat karsinogen ini lebih rendah dibandingkan dengan rokok, risiko kesehatan tetap ada jika penggunaan vape sudah dilakukan dalam waktu jangka panjang.

Adapun, vape juga mengandung nikotin di dalam sebagian besar cairan vape. Nikotin dapat menyebabkan ketergantungan dan memiliki dampak negatif pada perkembangan otak remaja. 

Nikotin juga meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, yang bisa berujung pada masalah jantung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: ayosehat.kemkes.go.id