Sebut Israel Kalah Perang, Hamas Desak Amerika Serikat Cabut Hak Veto
Pejabat Hamas Osama Hamdan saat menghadiri konferensi pers di Beirut, Lebanon pada Senin, 17 Mei 2021. Dia mendesak Amerika Serikat untuk mencabut hak veto terkait resolusi gencatan senjata di Gaza dalam sidang DK PBB pada Jumat, 15 Desember 2023. -Hassan Ammar-AP
HARIAN DISWAY - Pejabat Hamas Osama Hamdan mengatakan bahwa agresi Israel dapat berakhir jika Amerika Serikat mencabut hak veto terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Resolusi tersebut menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza.
Hal tersebut disampaikan langsung dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon pada Jumat, 15 Desember 2023.
Resolusi gencatan senjata ini gagal disahkan ketika Amerika Serikat menggunakan hak vetonya pada Jumat, 8 Desember 2023 dalam sidang DK PBB.
Dari 15 anggota DK PBB yang hadir dalam pemungutan suara, 13 anggota mendukung resolusi, 1 anggota menggunakan hak veto, dan 1 anggota lainnya memilih abstain.
BACA JUGA:Bukan Main! Hacker Yordania Ubah Tampilan Website Tentara Israel Pakai Bahasa Arab
Kegagalan resolusi gencatan senjata DK PBB ini membuat munculnya resolusi gencatan senjata yang baru. Kali ini, resolusi tersebut disidangkan dalam Dewan Majelis Umum PBB pada Selasa, 12 Desember 2023 waktu setempat.
Sebanyak 153 negara memberikan suara mendukung, 23 negara abstain, dan 10 negara menentang termasuk Israel dan Amerika Serikat. Hal ini membuat resolusi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza dapat disahkan.
Berbeda dengan resolusi gencatan senjata DK PBB yang bersifat mengikat, resolusi gencatan senjata Dewan Majelis Umum PBB ini tidak bersifat mengikat, artinya mengikuti suara terbanyak dan tanpa hak veto.
BACA JUGA:DHS Desak Alejndro Mayorkas Beri Status Perlindungan Sementara bagi Warga Palestina di AS
Osama Hamdan memuji resolusi gencatan senjata Dewan Majelis Umum PBB ini. Hamdan mengatakan bahwa pemungutan suara tersebut menggambarkan isolasi Israel karena banyak negara yang mendukung gencatan senjata.
Dalam kesempatan yang sama, pejabat Hamas itu menolak diskusi seputar masa depan Gaza setelah Perang Hamas-Israel. Dia menekankan bahwa nasib wilayah itu akan diputuskan oleh Palestina sebagai bagian dari perjuangan Palestina yang lebih luas.
“Kami memberitahu semua orang yang bermimpi dan menganalisis masa depan Gaza, hematlah upaya dan waktu Anda dan gunakan itu untuk membahas masa depan entitas Zionis setelah agresinya,” ucap Hamdan, dilansir dari Al Jazeera.
"Masa depan Gaza ada di tangan rakyatnya yang sabar dan melawan para pahlawan, dan Gaza akan tetap menjadi bagian penting dari negara Palestina yang berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibukotanya," imbuhnya.
BACA JUGA:Sembrono Bombardir Gaza, Biden Sebut Israel Mulai Kehilangan Dukungan Internasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: