Gathering Perusuh Disway 2023 (2): Bahas Isu Pendidikan Hingga Pupuk Bersubsidi

Gathering Perusuh Disway 2023 (2): Bahas Isu Pendidikan Hingga Pupuk Bersubsidi

Suasana sarasehan gathering perusuh DIsway di Candi Prambanan, 16 Desember 2023. -FOTO: BOY SLAMET-HARIAN DISWAY-

Suasananya syahdu. Sehabis senam dan sarapan, lesehan di bawah pohon asam. Gelar tikar dan duduk melingkar. Inillah satu keasyikan pada hari terakhir sarasehan Gathering Perusuh Disway di kompleks Candi Prambanan, Sabtu, 16 Desember 2023.

—-

Matahari baru saja muncul dari belakang Candi Prambanan di sisi barat. Panorama indah itu jadi latar senam Dahlan Iskan. Kado istimewa untuk ulang tahun ke-7 Komunitas Senam Dahlan Iskan.

Rombongan para Perusuh Disway tak ketinggalan. Mereka segera bergabung ke kompleks Rama Shinta Park itu. Berdansa-dansi bersama diiringi musik. Perusuh adalah sebutan untuk pembaca dan komentator Catatan Harian Dahlan Iskan. 

BACA JUGA:Gathering Perusuh Disway 2023 (1): Perusuh Disway Lebih Penting daripada Disway

BACA JUGA:Hari Juang ke-78 TNI AD, Satgas 330 Reboisasi Hutan Gundul di Intan Jaya

Hari terakhir Gathering Perusuh Disway edisi ketiga berlangsung seru. Seusai senam, para perusuh lantas menyantap sarapan gudeg Jogja. Kemudian menggelar tikar di bawah pohon asam. 


Perusuh dari Blitar Novrianto mengutrakan pemikirannya soal pertanian-FOTO: BOY SLAMET-HARIAN DISWAY-

Founder Disway Dahlan Iskan duduk di tengah. Para perusuh duduk mengelilinginya. Sarasehan santai ini pun bertema bebas. Mulai dari pendidikan, bisnis, pertanian, hingga demokrasi.

Seperti malam sebelumnya di Rama Room, Bueno Colombo Hotel. Tapi, kali ini lebih hidup. Karena membahas persoalan sehari-hari yang dialami masing-masing para perusuh.

Tema pertanian menjadi tema yang dibahas cukup panjang. Spesifiknya soal distribusi pupuk bersubsidi. Dimulai dari Eko Susanto, Perusuh Disway dari Ngawi, yang sehari-harinya bertani.


Johannes Kitono ikut berbag ilmu di acafa Gathering.-FOTO: BOY SLAMET-HARIAN DISWAY-

“Problemnya banyak banget. Salah satunya soal pupuk,” katanya. Eko merasa jatah pupuk subsidi terlalu sedikit. Untuk satu hektare lahan butuh sedikitnya delapan kuintal pupuk. 

Sementara yang disubsidi pemerintah cuma tiga kuintal. Sisanya harus beli. Petani pun kelabakan. Ongkos bertani pun makin tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: