Waspada, Udara dan Cuaca Dingin jadi Media Persebaran Virus Berbahaya

Waspada, Udara dan Cuaca Dingin jadi Media Persebaran Virus Berbahaya

Waspada, udara dan cuaca dingin jadi media persebaran virus berbahaya. Virus dapat menyebar melalui udara, dan sirkulasi ruangan yang buruk. Cuaca dingin pun membuat virus lebih mudah bertahan.-freepik-people.com

HARIAN DISWAY - Tidak ada orang yang suka terkena virus. Akan lebih buruk lagi jika orang terdekat Anda juga ikut sakit. Namun, Anda dapat menjaga keluarga Anda lebih sehat dengan mempelajari cara mencegah penyebaran virus.

Dilansir newsinhealth.nih.gov, beberapa virus, seperti kuman, dapat hidup di permukaan benda. Anda akan terinfeksi ketika Anda menyentuhnya, kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda. 

Namun banyak virus yang bisa menyebar melalui udara. Ini disebut virus yang ditularkan melalui udara. Berbagai penyakit, mulai dari pilek ringan, flu, hingga COVID-19, disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui udara.

Pandemi Covid-19 memberikan pencerahan baru tentang cara virus menyebar. Selama pandemi, para ilmuwan mengetahui bahwa virus dapat bertahan lama di udara. Faktanya, itu mungkin merupakan cara utama virus itu untuk menulari manusia.

BACA JUGA:Kasus Covid-19 Meningkat 75 Persen, Singapura Meminta Warga Pakai Masker Lagi

Para peneliti kini mengamati lebih dekat bagaimana virus menyebar melalui udara dan menguji cara untuk membasmi kuman.

Virus Menumpang Aerosol

Setiap kali Anda berbicara, bersin, bernyanyi, atau batuk, Anda mengeluarkan lebih dari sekadar udara. Anda juga mengembuskan banyak partikel cairan kecil. Partikel-partikel itu muncul dalam berbagai ukuran. Yang besar, disebut tetesan. Jatuh dengan cepat ke tanah. 

Proses itu biasanya menempuh jarak kurang dari 3 hingga 6 kaki. Namun, partikel terkecil, yang disebut aerosol, dapat melayang di udara selama beberapa menit, atau bahkan berjam-jam. 


Waspada, udara dan cuaca dingin jadi media persebaran virus berbahaya. Ilustrasi tempat indoor dengan ventilasi kurang baik dapat memudahkan penyebaran virus.-newsinhealth-newsinhealth.nih.gov

Virus-virus itu mampu melakukan perjalanan melalui udara lebih jauh dari 6 kaki. Sama seperti ketika Anda menghirup aerosol. Anda juga bisa menghirup aerosol yang diembuskan orang lain. Dan beberapa virus dapat menumpangnya. Semakin banyak virus yang ada di udara, semakin besar kemungkinan Anda menghirupnya dan terinfeksi.

Penelitian telah menemukan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dalam aerosol. Itu dianggap sebagai cara utama penyebaran virus.

Donald Milton, yang mempelajari virus di udara di Universitas Maryland, baru-baru ini mengukur seberapa sering virus dihembuskan oleh penderita flu. Ia menemukan bahwa sekitar 80 persen orang menghirup sejumlah virus influenza, virus penyebab flu. 

Sebagian besar virus ditemukan dalam aerosol kecil di udara. Orang tidak perlu batuk atau bersin untuk mengeluarkan virus ini ke udara. Virus flu terdeteksi di udara setelah bernapas dan berbicara normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: newsinhealth.nih.gov