Perang Memanas Di Tengah Pembahasan Gencatan Senjata DK PBB: Israel Bom Rafah, Dibalas Roket Hamas dan Hezbollah

Perang Memanas Di Tengah Pembahasan Gencatan Senjata DK PBB: Israel Bom Rafah, Dibalas Roket Hamas dan Hezbollah

Pasukan Hezbollah mengebom pemukiman Kiryat Shmona Israel pada 21 Desember 2023. Pasukan Hamas dan Hezbollah bersatu luncurkan roket untuk menyerang balik Israel usai Rafah dibombardir habis-habisan oleh tentara IDF -Resistence Telegram-

HARIAN DISWAY - Pasukan Hamas dan Hezbollah kompak meluncurkan roket untuk menyerang Israel bersamaan pada Kamis malam hari 21 Desember 2023.

Hal tersebut merespon pasukan pertahanan Israel (IDF) yang meningkatkan serangan ke wilayah Gaza saat negosiasi gencatan senjata tengah berlangsung di Dewan Keamanan (DK) PBB.

Pasukan Hamas membombardir kamp militer tentara IDF di Magen, Israel Selatan dan Tel Aviv, Israel Utara.

Sementara, Pasukan Hezbollah menyerang beberapa wilayah pemukiman di Israel Utara diantaranya yakni Doviv, Avivim, dan Kiryat Shmona.

Pemerintah Israel baru mengkonfirmasi bahwa 3 tentara IDF gugur karena tembakan roket tersebut. Masih belum ada konfirmasi lebih lanjut mengenai jumlah korban yang diakibatkan serangan ini.

Meski demikian, Hamas bisa memastikan bahwa serangan tersebut, berhasil menimbulkan banyak kerusakan di pihak Israel.

“Kami telah menyerang kamp militer IDF di Magen. Sepertinya kalian para pengecut (Tentara IDF, Red) tidak memperhatikan bunyi peringatan sirine kami sebelumnya. Tunggulah, sebentar lagi kami akan merubah Tel Aviv menjadi lautan api,” tulis Hamas dalam sebuah pernyataan Telegram.

BACA JUGA:Tak Sejalan! Presiden Israel Isaac Herzog Berselisih dengan Menteri Pertahanan Pasal Gencatan Senjata di Gaza


Pasukan Hamas meluncurkan roket ke pemukiman Tel Aviv Israel pada 21 Desember 2023 -Resistence Telegram-

Penyerangan tersebut merupakan bentuk serangan balasan Hamas terhadap militer IDF yang sebelumnya membombardir Rafah, Khan Younis, kamp pengungsian Jabalia, Deir-al Balah, Shujaiyah, dan Tuffah di Gaza habis-habisan hingga menewaskan lebih dari 134 orang dalam sehari.

Tentara IDF sengaja membombardir Rafah, daerah yang diyakini sebagai kawasan zona aman perang dan mengancam nyawa sejumlah 1.9 juta warga sipil yang mengungsi.

Lebih parahnya, IDF beralasan bahwa mereka awalnya berniat menghancurkan terowongan pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah total warga sipil Gaza yang meninggal karena serangan tentara IDF terus melonjak drastis sampai menyentuh angka 20.000 jiwa, sejak konflik peperangan meledak pada 7 Oktober 2023 lalu.

Tak hanya itu, tentara IDF juga membatasi jumlah truk bantuan kemanusiaan yang masuk melalui perbatasan Karem Shalom menjadi 24 truk per harinya.

Padahal, warga Gaza membutuhkan bantuan sejumlah 500 truk per hari. Sehingga, membuat lebih dari 2.3 juta warga Gaza menderita kehausan dan kelaparan akut.

“Hamas tidak akan menerima segala bentuk negosiasi apapun mengenai pembebasan sandera, sampai Israel menghentikan agresinya di Gaza. Sampai saat itu tiba, kami bersumpah akan terus mengobarkan perang ini sampai akhir,” tegas Ghazi Hamad, Pejabat Senior Hamas.

BACA JUGA:Sebanyak 100 Warga Gaza Meninggal Per Harinya, Pemimpin Hamas Bakal Rundingkan Gencatan Senjata di Mesir


Ghazi Hamad menyatakan bahwa Hamas tidak akan menerima bentuk negosiasi apapun untuk membebaskan tawanan Hamas sampai Israel menghentikannya di Gaza -Resistence Telegram-

Sebelumnya, Tentara IDF menyatakan bahwa mereka sempat kewalahan untuk menghadapi serangan pasukan Hezbollah di perbatasan pada 20 Desember 2023.

Pemerintah Israel juga bahkan terpaksa harus mengungsikan seluruh warganya yang berada di utara untuk berlindung, dengan kondisi finansial pemerintah yang terkuras habis akibat peperangan.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menawarkan diri untuk membantu proses diplomasi dengan pemerintah Lebanon agar pasukan Hezbollah mundur dari perbatasan Israel sekitar 6-10 km jauhnya.

Dengan syarat, Israel menghentikan serangannya ke Lebanon selama beberapa minggu, untuk mencegah terjadinya eskalasi konflik.

Namun, PM Israel Benjamin Netanyahu rupanya tetap bersikeras memperluas zona perang, tanpa memikirkan resiko eskalasi yang akan terjadi kedepannya.

Tentara IDF melancarkan serangan ke pemukiman Maroun Al-Ras, Lebanon Selatan hingga menewaskan 1 warga sipil pada 21 Desember 2023.

Lebanon tidak akan tinggal diam. Lebanon menyatakan kesiapannya untuk bertempur membalas serangan Israel terhadap warga Lebanon, dimulai dari desa Metula dan Aitaroun yang ada di perbatasan. (Salsa Amalika)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: