Kiprah Aisyiyah dalam Memajukan Pendidikan adalah Bukti Nyata Gerakan Perempuan

Kiprah Aisyiyah dalam Memajukan Pendidikan adalah Bukti Nyata Gerakan Perempuan

Potret perempuan Aisyiyah yang diharapkan terinspirasi oleh istri nabi Muhammad yaitu Aisyah yang dikenal cerdas dan mumpuni. Jika Muhammadiyah berarti pengikut nabi Muhammad, maka Aisyiyah bermakna pengikut ‘Aisyah. Harapannya, profil Aisyah juga menjadi--

Langkah awal yang dilakukan oleh beliau beserta istri adalah mengundang anak-anak perempuan untuk dididik dengan berbagai ilmu pengetahuan. Mereka dihimpun dalam sebuah kelompok pengajian yang diberi nama Sapa Tresna, yang dalam perkembangan berikutnya diubah menjadi Aisyiyah.

Organisasi ini menjadi pasangan bagi Muhammadiyah untuk menyamoaikan gagasan-gagasan pembaharuan Islam bagi kaum perempuan.

Aisyiyah berkembang menjadi organisasi perempuan terkuat di Indonesia. Organisasi ini mendorong peran perempuan untuk lebih aktif dalam berbagai aktivitas di ruang-ruang publik tanpa meninggalkan aspek keagamaan.

Organisasi ini tumbuh menjadi gerakan perempuan yang melengkapi berbagai gerakan yang dilakukan oleh Muhammadiyah. Salah satu fokus dari Aisyiyah adalah pendidikan untuk kaum perempuan serta bagi anak-anak usia dini.

Seperti halnya Muhammadiyah, Aisyiyah mengembangkan pendidikan model Barat modern. Tapi ditambah dengan pendidikan keagamaan. Model pendidikan semacam itulah yang dianggap paling cocok untuk mendorong kemajuan bangsa Indonesia tanpa meninggalkan aspek keagamaan.

Pada 1919, Aisyiyah mulai mendirikan pendidikan formal untuk usia dini yang setara dengan frobel school yang berasal dari Barat. Lembaga pendidikan ini kemudian berkembang menjadi Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) yang diperuntukkan bagi anak-anak usia prasekolah dasar.

TK ABA merupakan taman kanak-kanak pertama yang dikembangkan oleh bumiputera yang mendidik anak-anak usia prasekolah. Pengasuhnya adalah guru-guru perempuan yang telah diberi pendidikan khusus untuk hal tersebut.

TK ABA merupakan pendidikan untuk anak usia dini membutuhkan guru-guru perempuan karena merekalah yang paling memahami aspek kejiwaan anak-anak yang baru dalam masa pertumbuhan.

Pada 1923 Aisyiyah mendirikan Kweekschool Muhammadiyah Istri yaitu sekolah Muhammadiyah untuk guru perempuan. Lulusannya diharapkan bisa menjadi guru untuk mengajar di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Saat ini Aisyiyah secara nasional mengelola hampir 25 ribu TK ABA yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Jumlah tersebut tentu saja menjadi bukti bahwa gerakan perempuan ternyata telah menjadi penopang yang sangat kuat dalam rangka pembentukan karakter generasi mendatang.

Pembentukan pelajar berkarakter Pancasila sangat kental dikembangkan di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Aisyiyah ini. Alumni sekolah tersebut telah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, bahkan di berbagai negara di luar negeri. Kemajuan negara Indonesia saat ini salah satunya juga karena kontribusi besar para alumni sekolah yang dikelola oleh Aisyiyah.

BACA JUGA: Kursus Pramurukti ’Aisyiyah di Dua Provinsi, Tiga Bulan dapat Sertifikat Resmi

Saat ini Aisyiyah tidak hanya mengelola lembaga pendidikan untuk anak-anak usia dini, namun juga mengelola sekolah-sekolah untuk anak berkebutuhan khusus, bahkan perguruan tinggi yang terdapat di beberapa kota di Indonesia. Keberadaan lembaga pendidikan tinggi tersebut melengkapi lembaga serupa yang dikelola oleh Muhammadiyah.

Keberadaan lembaga pendidikan yang dikelola oleh Aisyiyah menjadi bukti bahwa gerakan dan organisasi perempuan telah memainkan peran penting dalam rangka membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagaimana diamanahkan oleh undang-undang pendidikan nasional. (Oleh Andjarwati Noordjanah, S.S., M.Si: Sekretaris Majelis PAUD Dasmen, Pengurus Daerah Aisyiyah Sidoarjo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: