Sumur dan Matahari (1): Malam Terakhir di Rutan Cipinang

Sumur dan Matahari (1): Malam Terakhir di Rutan Cipinang

Ezrina Azis dijemput istri tercinta, Yulin Safitri saat keluar dari Rutan Cipinang. -Dokumen Pribadi-

Saya berharap tabayun ini lebih bermakna sebagai bahan pembelajaran yang berharga baik bagi Dapen PKT maupun bagi lembaga keuangan yang lain.  

Kedua, saya juga ingin sharing atas pengalaman batin yang saya alami selama proses ini. Banyak mengandung hikmah dan kiranya bisa menginspirasi banyak orang yang juga mengalami musibah atau cobaan seperti saya. 

Ada banyak pesan batin yang saya rasakan dan memiliki nilai spiritual selama proses. Mulai menghadapi hiruk-pikuk hujatan sebagian karyawan, proses audit OJK dan BPK, proses penyidikan di Kejagung, hingga ditetapkan sebagai tersangka. Termasuk saat menjadi terdakwa di proses pengadilan sampai kemudian diputus bebas. 

Dan yang ketiga, sebagaimana saya ungkap di atas, saya berharap buku ini mendorong proses pemerkaraan yang lebih baik. Bisa mencegah orang yang tidak bersalah menjadi dipersalahkan dengan cara yang tidak terpuji. Yaitu dengan koneksi, kekuasaan, dan uang. 

Bagian Pertama buku ini saya beri judul SUMUR dan MATAHARI. Judul yang juga saya jadikan judul tulisan ini. Kalimat itu saya ambil dari kisah mimpi saya beberapa hari setelah ditahan di Rutan Kejagung. Sumur menggambarkan derita, sedang Matahari adalah simbol pertolongan. 

Banyak hal yang tak terduga sekaligus menggambarkan kebesaran Tuhan. Mungkin saya harus bersyukur karena diberi kesempatan melewati pengalaman yang menyeramkan namun juga menakjubkan ini.

Bagian Kedua berisi klarifikasi apa yang sesungguhnya terjadi. Selama ini, opini yang terbentuk, pengurus lama lah yang bertanggung jawab atas turunnya manfaat pensiun karyawan sebagai akibat turunnya beberapa harga saham. Opini ini didengungkan pengurus melalui sosialisasi yang agresif disertai clue-clue yang mendorong karyawan mencurigai adanya “fraud” pada kepengurusan saya. 

Pada bagian ini akan dijelaskan secara rinci dan transparan bahwa kerugian Dapen justru lebih banyak disebabkan oleh salah langkah pengurus baru. Salah langkah ini lah yang menyebabkan kerugian sangat besar. Baik kerugian pada saat itu yang terlihat dari Laporan Keuangan tahun 2016, maupun kerugian jangka panjang karena opportunity loss yang berkelanjutan. Penyebabnya, hilangnya investasi produktif yang selama ini menghasilkan profit yang tinggi. 

Saya merasa perlu menyampaikan hal ini sebagai bahan pembelajaran. 

Dengan adanya jarak waktu yang cukup lama dengan terjadinya kasus (2016) yaitu sekitar 7 tahun dan permasalahan sudah bisa diselesaikan dan diterima oleh semua pihak, saya berharap tulisan ini tidak menimbulkan kegaduhan baru. 

Saya mengajak semua pihak untuk mengambil hikmah dan pelajaran secara obyektif dan dengan hati yang terbuka. Saya juga mengungkapkan opini terkait perubahan program dari program pensiun manfaat pasti (PPMP) menjadi Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) berkaitan dengan kasus ini yang kiranya bisa menjadi pelajaran berharga bagi Dana Pensiun lain yang berencana melakukan perubahan program pensiun. (bersambung)

 

Titik Nadir di Masa Pensiun, ikuti edisi besok.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: