Gempa Jepang Menguncang Tahun Baru, Berkekuatan 7,6 Magnitude
RUMAH RUNTUH di kota Wajima, Prefektur Ishikawa, 1 Januari 2024.-YUSUKE FUKUHARA-AFP-
Pusat Peringatan Tsunami Pasifik yang dikelola AS juga mengatakan bahwa tsunami akan menyapu sejauh 300 kilometer dari pantai. Tetapi, empat jam setelah gempa, badan itu mengatakan bahwa bahaya tsunami sudah lewat. Tak ada korban jiwa. Tak ada kerusakan signifikan.
’’Aku tidak pernah setakut ini. Benar-benar mengerikan. Aku segera lari. Tapi, tanah bergoyang,’’ kata seorang lelaki sepuh kepada NHK.
’’Aku ketakutan melihat tiang-tiang bergetar,’’ timpal seorang anak.
Hingga tadi malam, pemerintah Jepang masih mencari data tentang kerusakan di negerinya. Juga kemungkinan korban jiwa. Sebab, gempa itu memang terasa hampir di seluruh negeri. Termasuk di Tokyo yang berjarak sekitar 300 kilometer dari pusat gempa.
Juru bicara pemerintah Yoshimasa Hayashi mengatakan bahwa ada enam orang yang masih tertimbun reruntuhan gedung. Tetapi, detail dan perkembangannya masih belum dilaporkan.
WARGA BERKUMPUL di tempat terbuka di kota Wajima, Prefektur Ishikawa, untuk menyelamatkan diri.-YUSUKE FUKUHARA-AFP-
Sementara itu, televisi juga menyiarkan kebakaran besar di kota Wajima. Orang-orang dievakuasi dalam kegelapan dan dingin. Banyak yang mengungsi sambil membawa selimut. Juga bayi.
’’Kebakaran sangat besar. Kami belum menghitung berapa rumah yang terdampak,’’ kata seorang petugas pemadam kebakaran Wajima kepada AFP.
Yang terang, ada laporan sejumlah warga yang masih terjebak di reruntuhan gedung. Video yang beredar di platform X juga menunjukkan rumah kayu yang runtuh. ’’Ini di Matsunami, Distrik Noto. Suasana di sini sangat kacau. Tolong segera datang dan menolong kami. Kota kami dalam suasana yang buruk,’’ kata suara dalam vido tersebut.
’’Beruntung’’, Jepang sangat berpengalaman dalam gempa. Tiap tahun terjadi ratusan gempa. Dan sebagian besar tidak menimbulkan kerusakan.
JALAN RETAK di kota Wajima, Prefektur Ishikawa, Jepang, 1 Januari 2024. Belum ada korban jiwa terdeteksi.-YUSUKE FUKUHARA-AFP-
Negeri itu memang punya aturan sangat ketat soal pendirian gedung. Bangunan harus tahan gempa. Penghuninya juga diminta melakukan latihan evakuasi secara rutin.
Tetapi, memori Jepang memang masih nyangkut pada gempa sebesar 9 magnitude, Maret 2011. Ketika itu, tsunami besar menghantam pesisir timur laut. Sebanyak 18 ribu warga dinyatakan tewas atau hilang.
Gempa kala itu juga meluluhlantakkan reaktor nuklir Fukushima. Inilah bencana nuklir terbesar di Jepang setelah dua bom atom jatuh di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945. Insiden itu juga menjadi yang terbesar setelah tragedi Chernobyl di Uni Soviet pada 1986. (Doan Widhiandono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: