Memandang Senja di Tepi Bangkalan, Menikmati Suasana Romantis di Dermaga Rasa

Memandang Senja di Tepi Bangkalan, Menikmati Suasana Romantis di Dermaga Rasa

Suasana kafe Dermaga Rasa jika dilihat dari lantai dua. Kafe tersebut terletak di pesisir Bangkalan. Terlihat oke kan. -Majalyn Nadirannisa-

HARIAN DISWAY - Akhir tahun, laut selalu pasang. Ombak bergulung-gulung. Perahu-perahu nelayan ditambatkan. Mereka baru berlayar setelah laut relatif tenang, dan saat tengah malam. Dari kejauhan, bayang Jembatan Suramadu dengan pilar-pilarnya yang kokoh.

Kendaraan yang lewat seperti titik-titik yang berbaris. Sulur-sulur besi Suramadu mulai dinyalakan ketika senja tiba. Mendung membuat suasana semakin romantis. Menciptakan seperti kabut tipis, dan matahari menyembul di sela-selanya. Hendak turun menuju peraduan cakrawala.

"Selamat malam, matahari!," teriak Rizquna Qurrota (Yuyi). Dia bersama kawannya, Wafiqul Azizah (Wafi), sedang berada di Dermaga Rasa. Kafe unik yang terletak di Jalan Basis Batuporon, Kesek, Bangkalan, Madura

BACA JUGA: Nuansa Vintage nan Sejuk di Kafe Arjuno Corner Tretes, Pandaan, Pasuruan

Akses menuju kesana cukup mudah. Setelah memasuki Madura, lepas dari Jembatan Suramadu, kurang lebih satu atau dua kilometer akan ada belokan ke kiri. Lewat situ, kemudian terus ke barat. Lokasinya di sepanjang bibir pantai. Bersebelahan dengan kafe Dermaga Rindu, yang berbentuk seperti kapal.

Bagi yang suka interior kapal, bisa ke Dermaga Rindu. Tapi bila ingin menikmati nuansa, bisa ke sini. Di kafe itu Wafi dan Yuyi memandang senja di tepi pegangan kayu, ditemani musik senja pula. Musik minimalis dengan hanya vokal dan akustik, tapi romantis.

Di ujung kafe terdapat interior cekung. Seperti gapura. Berdiri di situ dapat melihat pemandangan Jembatan Suramadu. Di sebelahnya, terdapat meja-kursi, serta sepeda tua untuk kebutuhan selfie

Pada bagian paling belakang dekat pintu masuk, terdapat spot instagrammable. Berupa interior dengan hiasan bertuliskan "Derasa" singkatan nama kafe. Keduanya sempat berfoto bersama di spot tersebut.


Wafi dan Yuyi berpose di salah satu sudut yang oke yakni di ruang tengah kafe Dermaga Rasa. -Majalyn Nadirannisa-

Sebagian besar interiornya terbuat dari kayu. Memanjang dari selatan ke utara. Beberapa bagian terbagi menjadi dua sisi, kanan dan kiri. Tapi di bagian tengah dan depan, dua sisi itu menyatu. Bagian tengahnya tak terlalu luas. Hanya seperti akses melintas dari dua sisi itu saja.

Di tiap tepi ruangan terdapat lampu dalam hiasan kayu memanjang, yang ujungnya memiliki untaian-untaian unik. Nyalanya remang. Seremang senja yang datang. Saat memasuki musim hujan, kafe tersebut tak begitu ramai. 

Sebab, konsepnya semi outdoor. Jika hujan datang, pengunjung akan berteduh di ruang belakang yang tertutup. Di situ terdapat meja-kursi dengan tata interior klasik. Bangunannya bertingkat dua. Jadi jika ingin melihat view yang lebih luas, bisa pergi ke lantai dua tersebut.


Dua pengunjung cantik, Wafi dan Yuyi, duduk santai menikmati suasana pantai sembari menikmati kudapan yang dipesan di Dermaga Rasa. -Majalyn Nadirannisa-

Yuyi dan Wafi datang saat sore hari, dan mereka menikmati suasana pantai hingga malam tiba. Untuk menemani perbincangan, mereka memesan sosis bakar, cireng, serta minuman hangat dan dingin. "Harganya terjangkau, kok. Untuk cemilan, hanya 15-20 ribu rupiah," ujar Wafi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: