Nuansa Vintage nan Sejuk di Kafe Arjuno Corner Tretes, Pandaan, Pasuruan

Nuansa Vintage nan Sejuk di Kafe Arjuno Corner Tretes, Pandaan, Pasuruan

Kursi klasik, lampu gantung ala Eropa dan pajangan kliping majalah jadul semakin menambah nuansa tempo dulu di Arjuno Corner. -Julian Romadhon/HARIAN DISWAY-

HARIAN DISWAY - Cuaca di Surabaya belakangan ini cukup panas. Suhunya mencapai 37-38 derajat Celsius. Pergi ke lereng gunung dan menikmati kopi di sebuah kedai adalah pilihan tepat. Tempat yang cukup nyaman untuk dikunjungi adalah Kafe Arjuno di Tretes. Menawarkan konsep klasik dengan pemandangan apik.

Seorang penjaga neraka sedang berkeliling meninjau para penghuninya. Ketika sampai di ujung, ia menemukan pintu neraka terbuka. Di depan pintu itu terlihat gambaran Kota Surabaya. Seketika penjaga itu berteriak, "Woy! Siapa yang lupa menutup pintu neraka ini? Dasar, kurang literasi!"

BACA JUGA: Foodies Gallery; Kafe Berkonsep Eropa Klasik di Surabaya Sajikan Karya Fotografi Jurnalistik

Itulah meme yang saya lihat di internet. Rasanya cukup pas untuk menggambarkan panasnya Surabaya. Berawal dari kegerahan, saya, Julian Romadhon beserta istri dan anaknya, berangkat ke Tretes. Kami mengajak pula seorang kawan, Rizquna Qurrota (Yuyi).
Pintu lantai dua menuju bagian depan. Dari situ dapat menyaksikan pemandangan Gunung Arjuna. -Julian Romadhon/HARIAN DISWAY-

Kebetulan kawan kami, Budi Setiawan, mengundang ke kafe baru miliknya yang ada di Tretes. Lokasinya terletak di depan Hotel Surya. Paling pojok, di seberang penjaja kuliner sate ayam dan kelinci.

Namanya Kafe Arjuno Corner. Sesuai dengan nama minimarket lawas yang pernah bertempat di bangunan itu. Minimarket Arjuno begitu populer dan ikonik pada dekade '90an. Hingga kalah bersaing sejak minimarket besar berlogo merah-biru berdiri di sampingnya.

Pemilik baru, Budi dan kawan-kawan, tak lantas mengubah bentuk arsitektur bangunan itu. Masih tetap dengan beberapa aksen klasik. Bangunan yang sudah klasik ditambah nuansa klasik pula. Semakin jadul tapi artistik.

Di bagian bawah terdapat kedai es krim Mixue. Puan Kinasih, anak Dhona langsung masuk dan memesan es krim di situ. Kami mengikutinya. Setelah menikmatinya, kami masuk lewat samping menuju bagian dalam.

Di sisi kanan lokasi masuk terdapat kedai Bensu yang menyediakan mi ala Tretes. Kemudian di bagian depan terdapat kedai Kopi Anak Mono Pole.

Dalam ruangan lantai satu terdapat interior batu bata dan berbagai aksen cat tembok yang keropos. Sehingga memunculkan batu bata bagian dalamnya. Itu menambah kesan lawas. Di bagian belakangnya terdapat berbagai kliping majalah lama. Bahkan dari awal dekade '1900-an.

Sebuah tangga menuju lantai dua dari kayu. Di undak pertama terdapat hiasan jendela-jendela usang yang berjajar dengan komposisi yang apik. Tanaman-tanaman hias dalam pot yang berjajar juga interior kayu di bagian kanan atas menambah manis komposisinya.
Pajangan jendela kuno terbuat dari kayu yang diletakkan di dinding tangga menuju lantai dua. -Julian Romadhon/HARIAN DISWAY-

"Jadi bangunan ini dulu sempat mangkrak. Padahal dulu Arjuno sangat terkenal. Sekarang sudah jadi kafe, namanya tetap Arjuno. Sudah ramai sejak hari pertama dibuka. Rata-rata senang dengan suasana klasiknya," kata M Aditya Prasetyo, salah seorang karyawan Arjuno Corner.

BACA JUGA: Jelang Surabaya Ultah, Yuk Nongkrong di Kafe Terbuka

Konsepnya vintage. Tapi memadukan gaya Tionghoa. Seperti terlihat dalam keramik yang terpasang sepanjang lantai satu dan dua. Pun dengan berbagai pintu yang merupakan gaya Tionghoa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: