Spiritualitas Karyono dalam Lukisan: Hati Penuntun Segala

Spiritualitas Karyono dalam Lukisan: Hati Penuntun Segala

Karyono bersama salah satu karyanya yang biasa ia bentuk tanpa pola. Langsung menggunakan dasaran dari akrilik, kemudian ia bermain garis dengan leluasa, menggunakan pensil kaca. -Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas Nugraha-

Tapi leluhur pada era Hindu-Buddha tidak serta-merta membangun candi yang sama persis dengan bentuk bangunan candi di India. Mereka menciptakan karakternya sendiri. Dari berbagai sumber, lokasi uji coba para arsitek candi ada di dataran Dieng di Jawa Tengah. 

Dari situ mereka mengembangkan bentuk candi yang benar-benar khas Nusantara. Meski tak menghilangkan figur asli visual dewa-dewi atau visual Buddha.

Maka selain spiritualitas, Karyono seperti mengingatkan bahwa Nusantara memiliki karakter tersendiri dalam karya-karya seni-budayanya. Dengan kata lain, identitas, termasuk seni-budaya, sosial, dan spiritualitas yang telah terbentuk itu wajib dilestarikan.

BACA JUGA:Kontrasnya Dua Sisi Hence Virgorina yang Tertuang dalam Pameran Lukisan Dua Sisi

Tema spiritualitas yang lain terdapat dalam lukisan berjudul Puncak Ketinggian. Lukisan itu memvisualkan dagoba khas Buddha. Di belakangnya terdapat atap candi Hindu serta kubah khas masjid. Garis-garis melengkung tipis di bagian atas, lalu terurai ke bawah.

Jika dilihat seksama, menyerupai bentuk puncak gunung. "Kenapa saya gambarkan gunung? Sebab, gunung adalah tempat suci bagi leluhur dan bagi berbagai keyakinan. Di sisi lain, gunung adalah simbol puncak pencapaian. Masyarakat masa lalu menempatkan spiritualitas dalam puncak tertinggi," ujar perupa 62 tahun itu.

Dengan kata lain, spiritualitas merupakan esensi atau puncak tertinggi pencapaian manusia. Bukan gelar, materi, atau keberlimpahan duniawi lainnya. "Jika seseorang sudah menempatkan spiritualitas sebagai puncak tertinggi, maka segalanya akan dijalani dengan baik dan penuh berkah. Sifat dan sikapnya cenderung tenang serta tidak terpengaruh godaan-godaan," ungkapnya. 
Lukisan Karyono yang diberi judul 'Keagungan Cinta', lukisan tersebut terlihat rumit dengan pipa-pipa dari segala penjuru menuju satu objek berbentuk hati, yang pastinya memiliki makna dalam. -Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas Nugraha-

Tampak pula dalam lukisannya berjudul Keagungan Cinta. Terdapat pipa-pipa atau selang-selang saluran yang ada di berbagai penjuru yang bermuara pada objek berbentuk hati. Di dalam objek hati tersebut terdapat mekanisme rumit.

Melalui lukisan itu, Karyono menyampaikan bahwa segalanya ada pada hati. Suasana perasaan menentukan dah menuntun banyak hal. Jika hati sedang buruk, maka segala yang disalurkan pun akan buruk. Begitu pula sebaliknya. 

BACA JUGA: Festival Seni Balai Pemuda 2023 Ajak Pengunjung Membeli Lukisan 200 Ribuan

Lukisan-lukisan karya Karyono mengungkap berbagai hal tentang spiritualitas, sejarah, serta filosofi dalam hidup. Ia pun menyuarakan tentang seni tradisi. Seperti dalam lukisannya berjudul Kesurupan dan Sang Penari.

Kedua lukisan tersebut memvisualisasikan penari kuda lumping, serta penari Bali. Dua tarian asli Nusantara yang hingga kini masih lestari, dan perlu untuk terus dilestarikan. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: