Seru! Mahasiswa PMM Umsida Geber Kirab Budaya di Sidoarjo

Seru! Mahasiswa PMM Umsida Geber Kirab Budaya di Sidoarjo

Heboh, kirab budaya penuhi jalan di Sidoarjo. Para mahasiswa PMM-3 Umsida berpose saat mengikuti Kirab Pesona Budaya Sidoarjo-umsida-

BACA JUGA:FO Djuanda Resmi Diuji Coba, Kemacetan Arah Sidoarjo ke Surabaya Masih Terjadi

BACA JUGA:Sabarrr...Kemacetan Arah Sidoarjo ke Surabaya di FO Djuanda Masih Berlangsung Sepekan Ke Depan


Heboh, kirab budaya penuhi jalan di Sidoarjo. Para aktor dari Front Kolosal Surabaya, membawakan lakon Sidoardjo Kota Pertahanan, dalam event Kirab Budaya Pesona Sidoarjo.-Dewan Kesenian Sidoarjo-

Di sana, Front Kolosal Surabaya telah bersiap pentas. Para anggotanya mengenakan seragam pejuang. Dikomandoi oleh Robets Bayoned, mereka membawakan lakon Sidoardjo Kota Pertahanan.

Dalam pementasan itu, Robets dan kawan-kawan berperan sebagai tentara Republik. Mereka terdesak oleh Sekutu pada pertempuran 10 November 1945, kemudian mundur ke Sidoarjo. Di kota itu para pejuang habis-habisan melawan.

BACA JUGA:Sido Resik Munculkan Wisata Edukasi di Desa Sumorame, Sidoarjo

"Setelah pertempuran 21 hari, Inggris berhasil merebut Surabaya. Pejuang mundur ke Sidoarjo, tapi terus melakukan perlawanan untuk menghalau mereka," ujar Robets.

Suara tembakan dari petasan bergema. Pentas itu diakhiri dengan kemenangan para pejuang sembari mengibarkan merah-putih.


Heboh, kirab budaya penuhi jalan di Sidoarjo. Dua tokoh ludruk, Robets Bayoned dan Ipul Bayoned menghibur para pengunjung Kirab Budaya Pesona Sidoarjo di Gedung Dekesda.-Dewan Kesenian Sidoarjo-

Acara itu mendapatkan tanggapan positif dari para penonton. Ribut Wijoto, Ketua Dekesda, menyebut bahwa event tersebut memicu kreativitas para mahasiswa. Juga budayawan dan seniman di Sidoarjo.

"Dekesda memberi ruang terbuka dan gratis untuk para pelaku budaya, seniman, mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin berpentas. Kami berharap, itu dapat mendorong kemajuan seni di kota ini," ungkapnya.

Zidan Akmal Syafikri, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara, memaparkan, "Sekitar 1 bulan kami melakukan kontribusi sosial menggandeng Dekesda. Kami belajar seni rupa berikut penerapan desain warna, juga pembuatan taman," ujar ketua PMM-3 tersebut.

Baginya, itu merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat, utamanya masyarakat seni-budaya. Tak hanya itu, Abhirama dan timnya mementaskan tari Wonderland. Karya yang menggambarkan keberagaman dan kekayaan budaya Nusantara. Mereka tampil pada puncak acara. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: