Pasca Debat Ketiga, Elektabilitas Prabowo-Gibran Melejit Hingga 50,3% Menurut Survei JRC
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka saat debat capres ketiga di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu 7 Januari 2024-Dok. TKN Fanta Prabowo-Gibran-
HARIAN DISWAY – Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengalami kenaikan poin elektabilitas pasca debat ketiga capres yang diselenggarakan pada Minggu, 7 Januari 2024lalu. Kenaikan skor elektabilitas ini didasarkan oleh survei yang dilakukan Jakarta Resource Center (JRC).
Menurut Direktur Komunikasi Jakarta Research Center (JRC) Alfian P melalui keterangan tertulis, naiknya elektabilitas Prabowo-Gibran dalam survei setelah debat capres ketiga berlangsung diakibatkan adanya pergeseran pemilih dari kalangan nasionalis.
"Sebagian besar pemilih dari segmen nasionalis cenderung memilih pasangan Prabowo-Gibran, terbukti dari tingginya elektabilitas yang mencapai 50,3 persen, jauh di atas Ganjar-Mahfud," kata Alfian.
BACA JUGA:Gibran Panen Dukungan Emak-emak Banyuwangi Lewat Senam Gemoy
Alfian menyampaikan, kebanyakan pemilih nasionalis moderat memberikan dukungan mereka pada paslon dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu. Hal ini terjadi pasca debat ketiga, mengalahkan elektabilitas Ganjar-Mahfud yang merupakan pasangan calon (paslon) dari partai nasionalis.
Menurut Alfian, pasangan Ganjar-Mahfud hanya mendapatkan ceruk pemilih dari partai pendukungnya yang notabene meruapakan partai nasionalis utama, yaitu Partai Demokorasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sebagai informasi, Ganjar-Mahfud hanya mendapatkan skor total elektabilitas sebesar 18,4 persen dalam survei ini.
Sementara para pemilih nasionalis lebih condong pada Prabowo-Gibran. Para pemilih yang beraliran Islam modernis yang didukung kalangan tradisional dan nasionalis lainnya lebih condong pada paslon capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
BACA JUGA:Kyai Anwar Iskandar Banyuwangi Optimis Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran
Menurut Alfian, keberpihakan pemilih nasionalis moderat pada Prabowo-Gibran terjadi karena mempertimbangkan kemenangan yang besar dari pasangan tersebut. Selain itu, adanya trauma akibat polarisasi politik yang terjadi setelah Pemilihan umum (Pemilu) berakhir. Ini menimbulkan pilihan para pemilih nasionalis moderat berakhir pada Prabowo-Gibran yang dianggap dapat mencegah terjadinya polarisasi.
"Trauma yang cukup mendalam terhadap politik identitas, terutama pada momentum Pilkada DKI Jakarta 2017 silam, membuat segmen pemilih nasionalis berbondong-bondong mendukung Prabowo-Gibran yang peluangnya lebih besar untuk menang pada Pilpres 2024," katanya.
Para pemilih nasional moderat ini melihat adanya keberpihakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Prabowo dengan majunya Gibran sebagai wakil Prabowo. Hal ini menghasilkan dukungan yang kuat untuk kubu Prabowo-Gibran hingga diprediksi dapat memenangkan Pemilihan presiden (Pilpres) pada 14 Februari mendatang. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: