Bantah Tuduhan Genosida, Israel Klaim Berkontribusi dalam Aspek Kemanusiaan di Gaza

Bantah Tuduhan Genosida, Israel Klaim Berkontribusi dalam Aspek Kemanusiaan di Gaza

Galit Raguan (kiri) dan Omri Sender (kanan) sebagai salah satu pengacara dari perwakilan Israel dalam sidang hari kedua Mahkamah Internasional (ICJ) pada Jumat, 12 Januari 2024. -Hollandse Hoogte/Shutterstock-CNN

HARIAN DISWAY - Israel mengklaim pihaknya memiliki unit militer khusus untuk menangani aspek kemanusiaan di Gaza.

Unit militer khusus itu adalah COGAT (Coordination of Government Activities in the Territories: Judea and Samaria and towards the Gaza Strip).

Hal tersebut disampaikan oleh Galit Raguan, Direktur Divisi Keadilan Internasional dari Kementerian Kehakiman Negara Israel, dalam sidang hari kedua Mahkamah Internasional (ICJ) pada Jumat, 12 Januari 2024.

Dia menjabarkan kontribusi Israel dalam aspek kemanusiaan sebagai bentuk untuk membantah bahwa Israel melakukan tindakan genosida warga Palestina yang diajukan Afrika Selatan dalam sidang ICJ.

BACA JUGA:Israel Bantah Perintah Evakuasi Gaza dalam Waktu 24 Jam: Ini Kekeliruan Besar!

“COGAT-lah yang mengelola dan mengoperasikan penyeberangan antara Israel dan Gaza. Hal ini termasuk Penyeberangan Erez, yang sebelum tanggal 7 Oktober, hampir 20.000 warga Gaza melewati Israel setiap hari untuk bekerja,” jelas Raguan.

Raguan mengatakan bahwa COGAT memiliki alur mekanisme yang sama dengan PBB dan organisasi internasional lainnya terkait pemantauan kebutuhan di Gaza. 


Galit Raguan, salah satu pengacara dari perwakilan Israel, saat menyampaikan pernyataannya dalam sidang hari kedua Mahkamah Internasional (ICJ) pada Jumat, 12 Januari 2024. -DW News-

“COGAT menggunakan pemantauan ini untuk membantu negara dan organisasi donor memprioritaskan upaya bantuan mereka agar sesuai dengan situasi yang berkembang di lapangan,” lanjut Raguan.

BACA JUGA:Israel Bantah Tuduhan Genosida dalam Sidang Mahkamah Internasional: Ini Fitnah!

Selain itu, COGAT juga memfasilitasi masuknya bantuan ke Gaza. Dia mengklaim Israel secara berulang kali menyatakan secara terbuka bahwa tidak ada batasan jumlah makanan, air, tempat tinggal atau pasokan medis yang dapat dibawa ke Gaza.

Hal ini sebaliknya dijabarkan oleh Adila Hassim, seorang pengacara hak asasi manusia dari perwakilan Afrika Selatan, dalam sidang hari pertama Mahkamah Internasional (ICJ) pada Kamis, 11 Januari 2024.

Hassim mengatakan bahwa Israel secara sengaja menyebabkan kelaparan massal warga Palestina di Gaza.

Sebanyak 93 persen warga Gaza menghadapi krisis kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: