Videotron Anies di-Take Down Diprediksi Pengamat akan Membesarkan Simpati untuk Anies-Imin

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Penurunan videotron Anies Baswedan di Grand Mall Metropolitan Bekasi, diprediksi bakal mengalirkan dukungan kepada paslon 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau AMIN.

Reaksi protes penurunan tersebut merupakan bukti mutakhir dari bentuk perlawanan politik. Hal ini disampaikan Nur Iswan, Pengamat Bisnis dan Kebijakan dalan menanggapi kasus “Videotron Anies” yang di take-down pada Selasa, 16 Januari 24.

BACA JUGA: Geger Iklan Videotron Anies yang Mendadak di-Take Down, Ada Apa?

“Reaksi atas penurunan secara paksa videotron Anies tak bisa dipandang remeh. Karena boleh jadi mengalirkan simpati ke paslon 1. Karena pemasangannya, inisiatif murni kalangan masyarakat yang mulai melek politik. Ini bisa menjadi snow-ball perlawanan politik.” Ucap Nur Iswan.

Lebih lanjut Iswan mengatakan, pemasangan iklan videotron Anies itu merupakan ekspresi politik kekinian. Merupakan bagian dari warna-warni demokrasi. 

Dalam demokrasi, lanjut Iswan, pilarnya adalah kebebasan berekspresi. Tidak boleh ada pemaksaan dan tekananan dari pihak mana pun kepada pihak lain.

“Apalagi kan ini dibenarkan dan diperbolehkan secara regulasi karena masa kampanye. Kenapa kreatifitas seperti itu dibungkam dengan cara diturunkan? Apakah khawatir kalah?” Kata Iswan setengah bertanya.

Iswan memandang, tindakan menurunkan secara paksa Iklan tersebut terlalu berlebihan. “Ekpresi politik yang datang dari inisiatif murni tak mungkin bisa dibendung. Semakin ditekan, simpati dan dukungan -justru- akan mengalir deras ke Anies dan Cak Imin,” kata alumni Carleton University, Canada ini.

BACA JUGA: Anies Komentari Videotron di Bekasi yang Diberhentikan: Jika Pilihan Rakyat Berbeda Harus Dihormati!

Pemasangan iklan Videotron Anies yang kemudian diturunkan secara paksa menjadi perbincangan ramai di ruang publik. Terutama di jagad maya. Konon, iklan tersebut merupakan hasil karya dan patungan K-popers dan Olpproject. Kalangan ini menyebut dirinya dengan phantom, Humanies. (*)

Sumber: