The Other Side of Umrah (10): Berempati pada Jamaah Backpacker

The Other Side of Umrah (10): Berempati pada Jamaah Backpacker

ROMBONGAN umrah dari Universitas Airlangga.-Bagong Suyanto untuk HARIAN DISWAY-

BERAPA biaya umrah? Pertanyaan itu diutarakan sejumlah teman yang berkeinginan untuk melaksanakan ibadah umrah. Sudah tentu biaya umrah bermacam-macam, bergantung paket mana yang mau diambil. 

Ada umrah paket VIP atau VVIP yang biayanya di atas Rp 35 juta, bahkan di atas Rp 50 juta selama 12 hari. Namun, ada juga umrah paket biasa yang biayanya Rp 20–25 juta selama 10 hari. Bahkan, menurut mutawif kami, ada juga biaya umrah yang lebih murah, yakni umrah mandiri yang dilakukan sejumlah jamaah untuk menghemat biaya.

Pelaku umrah secara mandiri dengan biaya yang murah lazim disebut dengan istilah jamaah backpacker. Biaya umrah backpacker itu hanya Rp 8–10 juta, jauh lebih murah daripada biaya umrah yang dikelola travel agent resmi. 


JAMAAH umrah dari Unversitas Airlangga, Surabaya.-Bagong Suyanto untuk HARIAN DISWAY-

Di mata Kementerian Agama RI, umrah backpacker itu dinilai terlalu berisiko sehingga di Indonesia umrah pola tersebut dianjurkan tidak dilakukan karena dikhawatirkan para jamaah tidak terdata dan tidak mendapatkan perlindungan yang maksimal.

Di Indonesia, jamaah yang hendak melaksanakan umrah diimbau agar melakukan melalui travel agent resmi pelaksana umrah (penyelenggara perjalanan ibadah umrah/PPIU). 

Umrah mandiri yang sekadar bermodal nekat dimulai sangat berisiko, terlebih jika jamaah yang melaksanakan umrah backpacker belum memahami dengan baik berbagai regulasi yang berlaku di Arah Saudi. 

Bukan tidak mungkin, pelaku umrah backpacker akan mengalami dan menghadapi permasalahan ketika melakukan ibadah di Tanah Suci karena berbagai hal.

BACA JUGA: The Other Side of Umrah (9): Bertemu Guru Idola di Tanah Suci

Jamaah Backpacker

Selama beribadah di Tanah Suci, kami tidak pernah bertemu jamaah umrah dari Indonesia yang merupakan pelaku backpacker. Namun, tidak berarti jamaah backpacker tidak ada di Madinah maupun di Makkah. 

Ketika menunaikan ibadah di Masjid Nabawi maupun di Masjidilharam, kami beberapa kali melihat sejumlah jamaah yang datang membawa tas cukup besar. Mereka tampak tidur di pelataran masjid ketika sedang bukan jadwal salat.

Menurut informasi yang kami terima, mereka adalah jamaah backpacker. Jamaah tipe itu kebanyakan berasal dari Bangladesh, India, dan Pakistan –meski ada pula jamaah dari negara lain. 

BACA JUGA: The Other Side of Umrah (8): Jamaah-Jamaah Lansia yang Luar Biasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: