The Other Side of Umrah (9): Bertemu Guru Idola di Tanah Suci

The Other Side of Umrah (9): Bertemu Guru Idola di Tanah Suci

BAGONG Suyanto bersama Pak Budiono sang guru idola.-Dok Pribadi-

SELAMA melaksanakan ibadah umrah, selain memiliki kesempatan mendekatkan diri kepada Sang Khalik, terkadang ada kejutan-kejutan dalam perjumpaan sosial dengan orang yang tak terduga.

Selama bertahun-tahun di Surabaya maupun di kota lain di Indonesia, kami tidak pernah ketemu dengan kerabat maupun teman tertentu, tetapi tiba-tiba justru ketemu mereka di Madinah ataupun Makkah. 

Selama kami di Madinah dan Makkah, tiba-tiba istri saya bertemu dengan keponakannya yang sudah bertahun-tahun tidak pernah bertemu. Padahal, mereka tinggal satu kota dengan kami di Surabaya. Saya sendiri secara tidak terduga bertemu dengan mantan guru idola saya selama saya sekolah di SMA Kertosono. Namanya Pak Budiono.

Pak Budi –kami biasa memanggilnya– adalah guru bahasa Inggris kami selama di SMA. Mungkin tidak ada yang istimewa pertemuan seorang murid dengan gurunya. Namun, yang membuat pertemuan itu menarik sesungguhnya adalah pada sosok Pak Budi. 


PAK BUDIONO dan istri serta Rahma Sugihartati dan Bagong Suyanto.-Dok Pribadi-

Pak Budi adalah seorang guru yang luar biasa. Ia bukan guru sembarang guru. Bisa dibayangkan, di sebuah SMA di kota kecamatan kecil seperti Kertosono atau lebih tepat di wilayah perdesaan, ada seorang guru yang bergelar master. 

Pak Budi adalah seorang guru yang kebanggaan sekolah kami. Sebab, ia adalah lulusan S-2 dari Curtin University Perth, Australia. 

Waktu saya masih SMA, Pak Budi dikenal sebagai guru yang digemari teman-teman saya, terutama pelajar putri. Parasnya di waktu muda tergolong simpatik. Pak Budi dikenal sebagai guru yang pintar dan menarik ketika mengajar. 

BACA JUGA: The Other Side of Umrah (8): Jamaah-Jamaah Lansia yang Luar Biasa

Selepas lulus SMA, saya lama tidak mendengar kabar Pak Budi. Baru setelah saya menjadi dosen di FISIP, Universitas Airlangga, saya mendengar kabar Pak Budi tidak lagi mengajar di SMA Kertosono. 

Karena latar belakang pendidikannya yang termasuk tinggi untuk kota kecil seperti Kabupaten Nganjuk, Pak Budi kemudian pindah ke Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk. Entah apa jabatannya waktu itu. 

Dengan latar belakang pendidikan lulusan perguruan tinggi luar negeri dan kemampuan bahasa Inggris-nya, wajar bila Pak Budi kemudian ditarik ke atas dan meniti karier di birokrasi pemerintah daerah.

BACA JUGA: The Other Side of Umrah (7): Jalur Alternatif ke Raudhah

Karier Pak Budi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: