Literasi Digital Penting untuk Wujudkan Pemilu Damai

Literasi Digital Penting untuk Wujudkan Pemilu Damai

Menteri Komunikasi danInformatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam sambutannya di Upperhills Convention Hall, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (1/2).--

 

Kamis lalu, kegiatan dibuka dengan sesi workshop bertema “Cerdas Berinternet, Pintar Tangkal Hoaks” yang

diisi oleh perwakilan Information and Communication Technology (ICT) Watch dan konten kreator lokal. Sesi tersebut melibatkan pengalaman praktiklangsung menggunakan gawai masing-masing. Dengan demikian, para peserta

mengetahui bagaimana cara melakukan cek fakta dan memahami tindakan-tindakan yang harusdilakukan untuk menghindari hoaks.

 

Direktur ICT Watch, Indriyatno Banyumurti membuka sesi workshop dengan menyampaikanbahwa organisasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menemukan sebanyak 646 hoaks

terkait pemilu di media sosial sepanjang tahun 2023. Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat masih belum dapat melindungi diri dari paparan berita bohong yang diterima dariinternet, khususnya media sosial.

 

“Setidaknya kita harus tau cara kerjanya platform media sosial. Ada salah satu algoritma yangbernama filter bubble atau gelembung saring. Dia menyaring informasi agar kita betah ada diplatform media sosial mereka. Caranya adalah dengan menyodorkan informasi yang kita suka

dan membuang informasi yang tidak kita suka,” jelas Indriyatno.

 

Indriyatno menambahkan, semua asupan yang diterima dari media sosial itu tergantung daripreferensi penggunanya. Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan untuk tetap bersikap positif dimedia sosial agar terhindar dari konten negatif termasuk hoaks.

 

“Tapi gimana caranya kita mengetahui informasi yang didapat itu hoaks atau tidak? Jawabannyakita harus memakai logika. Karena hoaks itu menyerang emosi seseorang terlebih dahulu,makanya kita harus selalu berpikir kritis ketika menerima informasi,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: