Ini Yang Bikin Politikus Senior Gerindra Yakin Prabowo-Gibran Menang 1 Putaran
Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka.--
HARIAN DISWAY - Pilpres 2024 tinggal menghitung hari saja. Masyarakat masih menerka, apakah Pilpres 2024 akan berjalan satu putaran atau dua putaran? Anggota Komisi II DPR RI Supriyanto memberikan prediksinya soal Pilpres 2024 termasuk peta terkini di tengah gerakan sivitas akademik mengkritik Presiden Jokowi.
Menurut Supriyanto, saat ini di lingkungan kampus serta para ilmuwan politik belum melakukan kajian secara mendalam dalam perspektif objektif dan ilmiah. "Mereka masih terjebak dalam suasana kebatinan, terseret arus partisan dukung mendukung capres-cawapres sesuai preferensinya," kata Supriyanto dalam keterangannya, Kamis, 8 Februari 2024.
Dia yakin Prabowo-Gibran akan menang satu putaran. "Probabilitas pilpres berlangsung satu putaran adalah 75 persen, sedangkan peluang pilpres dua putaran 25 persen," imbuhnya.
Selain itu menurut Supriyanto, tren elektabilitas Prabowo-Gibran naik secara eskalatif di kisaran angka 47-52%. "Jauh meninggalkan dua kompetitornya Anies-Muhaimin, Ganjar-Mahfud, dengan selisih terpaut 20-25 persen. Jika digabung dan dijumlahkan elektabilitas keduanya, Anies-Cak Imin, Ganjar-Mahfud masih kalah dengan elektabilitas Prabowo-Gibran," paparnya.
BACA JUGA:Lanjutkan Program Jokowi, Prabowo Yakin Indonesia Akan Gemilang
Ketua DPC Gerindra Ponorogo ini menyebut ada temuan menarik dari sejumlah lembaga survei terkait elektabilitas Prabowo-Gibran yang sudah menyentuh angka keramat yakni 50% plus satu suara.
"Secara faktual elektabilitas paslon Anies-Cak Imin, Ganjar-Mahfud sudah tidak kompetitif lagi melawan Prabowo-Gibran," tegasnya.
Kondisi ini, kata Supriyanto tergambar dari hasil 13 lembaga survei kredibel, di antaranya Indikator Politik Indonesia, Poltracking Indonesia, Litbang Kompas, LSI Lingkaran Survei Indonesia, LSI Lembaga Survei Indonesia , IPSOS, Populi Center, IPS, SPIN, LSJ, IndEX, Indonesia Survei Center ISC, Economics & Political Insight (EFI).
Menurut Supriyanto, elektabilitas kandidat dipengaruhi oleh banyak variabel. Antara lain atribut pribadi, karisma, kredibilitas, tingkat kepercayaan, hingga logistik dana kampanye. Dalam dunia politik, pasang surut elektabilitas calon hal biasa. sehingga perlu diukur terlebih dahulu elektabilitas asli dari para kandidat capres.
BACA JUGA:Sebagai Bangsa yang Luhur, Prabowo Ingatkan Masyarakat untuk Hindari Adu Domba
BACA JUGA:Peringatan Isra Mi'raj, Prabowo Ajak Masyarakat Bandung Doakan Palestina
"Elektabilitas natural adalah elektabilitas moderat yang melekat pada diri kandidat sebelum melakukan pencitraan, belum berpasangan, dan belum melakukan kampanye. Prabowo Subianto diperkirakan memiliki elektabilitas natural di kisaran 30-35 persen. Terbukti di Pilpres 2014 Prabowo-Hatta meraih suara 46,85 persen. Pilpres 2019 Prabowo-Sandi meraih suara 44,68 persen," ungkapnya.
"Anies diperkirakan punya elektabilitas natural di kisaran 10-15 persen. Terbukti setelah berpasangan dan berkampanye elektabilitas Anies-Cak Imin di kisaran 20-25 persen. Hal ini berbeda pada awal pascadeklarasi Anies Baswedan sebagai capres oleh partai NasDem elektabilitasnya melonjak di angka 24-27 persen. Ini bukan elektabilas natural, namun merupakan elektabilitas semu, efek kejut dari euforia politik saat itu," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: