Serunya Berbelanja ala Tempo Dulu dengan Uang Kepeng di Pasar Lidah Ndonowati Surabaya

Serunya Berbelanja ala Tempo Dulu dengan Uang Kepeng di Pasar Lidah Ndonowati Surabaya

Uang kepeng, koin bambu yang jadi sistem pembayaran di Pasar Lidah Ndonowati. -Santi Wulida Sahri -

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Di Surabaya Barat, ada pasar yang kini lagi ramai diperbincangkan karena konsep pedesaannya yang unik. Pasar itu mengusung tema pasar lawasan di tengah keramaian gedung-gedung tinggi Kota Surabaya yang menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berburu kuliner dan ambience ala tempo dulu.

Ya, Pasar Lidah Ndonowati namanya. Pasar itu terbentuk berawal dari keresahan akan perekonomian warga yang kurang berkembang. Sehingga terbentuklah Pasar Lidah Ndonowati yang dibangun di sekitar pemukiman warga. Atau tepatnya berlokasi di wilayah Lidah Wetan XI RT 03.
Pasar Lidah Ndonowati jadi wisata terbaru yang diburu warga Surabaya. -Santi Wulida Sahri -

Pengambilan nama Lidah Ndonowati tidak sembarangan lho. Ada kisah di balik itu. Dalam sejarah, wilayah Lidah Wetan konon merupakan tempat petilasan Raden Sawunggaling. Selain terkenal dari kisah legenda itu, terdapat makam Raden Sawunggaling yang terletak tidak jauh dari lokasi pasar.

BACA JUGA: Anti Bingung! 6 Rekomendasi Jajanan Viral dan Enak di Pasar Malam Kodam Brawijaya

Yang menarik, pasar ini tak hanya menawarkan ambience food stall ala gubuk bambu. Tapi para pedagang di Pasar Lidah Ndonowati mengenakan kebaya saat berjualan. Begitu pun dengan sistem pembayaran yang memberlakukan penggunaan uang koin dari bambu yang dihargai sejumlah Rp 2 ribu per keping yang disebut uang kepeng.

Jika umumnya pasar-pasar lain dibuka setiap waktu, berbeda dengan jadwal operasional yang dibuka hanya setiap Sabtu pukul 15.00-22.00 dan Minggu pukul 06.00-12.00. Di pasar tersebut umumnya menjual banyak kuliner tradisional, barang-barang antik, barang-barang anyaman, hingga mainan tradisional.
Barang-barang tradisional yang bisa ditemukan di Pasar Lidah Ndonowati. -Santi Wulida Sahri-HARIAN DISWAY

Selain ingin menyejahterahkan warga yang berjualan, keberadaan pasar ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk membuka fasilitas lahan parkir. Sehingga para pengunjung yang datang tidak perlu khawatir untuk menitipkan kendaraan.

BACA JUGA: Mengingat Kembali Kuliner Legenda Lentho; dari Camilan hingga Pelengkap Lontong Balap

Untuk Anda yang tertarik dan hendak mengunjungi Pasar Lidah Ndonowati jangan lupa untuk membawa tempat makan dan tas belanja. Karena di pasar ini mendukung gerakan ramah lingkungan untuk mengurangi kantong plastik. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: