Penyeroyok Santri di Kediri Ternyata Alami Kekerasan Fisik Sejak Kecil

Penyeroyok Santri di Kediri Ternyata Alami Kekerasan Fisik Sejak Kecil

Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji.--

HARIAN DISWAY - Tim Psikologi Biro SDM Polda Jatim dan Polres Kediri Kota melakukan tes kejiwaan kepada empat tersangka penganiayaan santri asal Banyuwangi hingga tewas di Pondok Pesantren Tartilul Qur'an (PPTQ) Al Hanifiyyah, Mojo, Kabupaten Kediri. Hasilnya, keempat pelaku yang merupakan teman sekamar korban itu mengalami kekerasan fisik dan verbal dari orang tuanya masing-masing sejak kecil. 

Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji menyebutkan keempat tersangka ini kurang mendapatkan perhatian serta kasih sayang dari kedua orang tuanya. “Kondisi di atas menjadi pemicu tindakan perilaku agresi tersangka terhadap korban sehingga tersangka melakukan tindakan, seperti memukul, menendang, dan memaki korban,” ucap Bramastyo, Sabtu, 2 Maret 2024. 

Selain itu, kekerasan yang dilakukan keempat tersangka bertujuan agar korban mau menuruti dan mengerjakan segala yang ditugaskan oleh mereka. Walakin, kondisi psikologis dan kejiwaan para tersangka dinyatakan stabil dan normal. Karena itu, mereka bisa dan mampu menjalani proses penyidikan. 

BACA JUGA:Pesantren Al Hanifiyyah Kediri Tidak Berizin

BACA JUGA:Polres Kediri Kota Gelar Rekonstruksi Pengeroyokan Santri Hingga Tewas

Bramastyo menambahkan, pemeriksaan psikologi itu memiliki fungsi yang sangat penting, apalagi demi kelangsungan penyidikan kasus meninggalnya korban. “Tujuan dilaksanakan pemeriksaan psikologi untuk menjelaskan latar belakang kasus, motivasi, dinamika psikologi, dan dampak psikologi serta saran tindak lanjutnya. Metode yang dilaksanakan yakni observasi, wawancara, dan tes psikologi,” katanya.

Sebelumnya, Polres Kediri Kota telah menetapkan empat tersangka kasus penganiayaan santri asal Banyuwangi BBM, 14, hingga tewas. Mereka ialah MN, 18, asal Sidoarjo; MA, 18, asal Nganjuk; AK, 17,  dari Kota Surabaya; dan AF, 16, sepupu korban asal Denpasar. 

Keempatnya merupakan teman sesama santri yang juga kakak kelas korban dalam menempuh pendidikan di pesantren PPTQ Al Hanifiyyah. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: