Khasanah Ramadan (9): Pos Keamanan Ramadan

Khasanah Ramadan (9): Pos Keamanan Ramadan

Kepolisian serta pemerintahan daerah berikut jajaran TNI Polri membentuk pos-pos pengamanan saat pelaksanaan puasa Ramadan. Apalagi dalam gelombang menjemput Lebaran dengan pos operasi-operasi khusus mengamankan Idulfitri. --

Jeda sejanak tengah malam sampai menjemput fajar. Jam-jam yang masuk detik waktu sekitaran sepertiga malam. Pun patroli anak-anak remaja masjid dimulai dengan berbagai bebunyian.

Patroli membangunkan orang untuk memasak dan menyiapkan hidangan makan sahur. Meriah betul suasananya. Ragam musik diperdengarkan untuk membangunkan insan yang hendak sahur. 

Ini adalah suatu fenomena bulan Ramadan. Bagaimana orang pas enak-enaknya tidur dibangunkan dengan bebunyian yang terkadang tidak beraturan itu cenderung tidak marah. Bunyi gong ada, bunyi  gamelan ada, bunyi musik pakai sound system juga ada. 

Riuhnya anak-anak dan remaja dengan kerumunan membawa peralatan galon minuman sampai alat musik beneran diberi terima kasih oleh warga. Anak-anak ini mengekspresikan kegembiraannya untuk membangunkan orang berpuasa. 

Ini adalah suatu kisah rutin tahunan bahwa bulan ini keriuahan tetabuhan di tengah malam dianggap sebagai keberpihakan agar emak-emak segera menyajikan makan sahur keluarga.

Tentu dengan adanya patroli di gang-gang dan jalan-jalan kampung ini dianggap keistimewaan Ramadan. Berarti pula kondisi kampung akan aman dan ternyata Ramadan ini membuat hidup semakin aman nyaman. Barokallah.

BACA JUGA: Transformasi dan Tantangan Layanan Kesehatan Digital

Pada lingkup inilah saya mengerti arti pengingat yang telah diperdengarkan. Dalam sebuah kesempatan dinukilkan bahwa Rasulullah SAW bersabda.

“Seandainya umat manusia mengetahui pahala ibadah di bulan Ramadan maka niscaya mereka akan memohon agar satu tahun penuh menjadi Ramadan” (HR. Tabrani, Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi). 

Memang Ramadan ini menambah suasana beda dari biasanya. Semuanya terpanggil memeriahkan dengan sendirinya. Muslim atau non-muslim jualannya laris-manis.

Sarung, sandal, kendaraan dan pakaian pada umumnya diburu pembeli. Makanan apalagi. Ini saja sudah memberikan suatu narasi kemuliaan bulan Ramadan.

Maka logislah kalau ada suatu ungkapan setahun minta bulan-bulannya dijadikan Ramadan semuanya. Meskipun sebagaimana kajian banyak pakar hadis, status hadis ini tidak kuat, bahkan dinilai palsu. Tetapi prediksi kemuliaanya tetaplah menarik. 

Kalaulah demikian, tetap saja sudilah menjenakkan diri dan menyimpuh dalam hening. Pahami bahwa tiadalah suatu gerakan pos pantau mudik atau pos pengamanan negara digerakkan andai tidak ada peristiwa puasa Ramadan?

BACA JUGA: Khasanah Ramadan (8): Ngabuburit dan Pendidikan Anak

Ini sekadar tanda ingat saja bahwa Ramadan itu penuh hikmah yang bermuatan rasa aman dan penuh keuntungan ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: