Wisata Kuliner Khas Maluku di Dapur Fizzul, Anda akan Diajari Cara Makan Papeda

Wisata Kuliner Khas Maluku di Dapur Fizzul, Anda akan Diajari Cara Makan Papeda

Dapur Fizzul di Surabaya merupakan rumah makan khas Maluku kedua yang didirikan Izzul Latuconsina pada 30 Desember 2023 lalu setelah di Jakarta Timur. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Yang belum pernah makan papeda, inilah saatnya mencoba. Di Dapur Fizzul. Di rumah makan khas Maluku yang didirikan Izzul Latuconsina itu, pengunjung bisa berwisata kuliner. Sebab tak hanya menikmati rasanya. Tapi juga diajak tahu bagaimana cara menyantapnya yang benar.

Papeda, makanan pokok orang Indonesia Timur. Menu itulah yang jadi andalan Dapur Fizzul sejak dibuka pada 30 Desember 2023. Dimasak dengan resep ibundanya, Nadra Latuconsina, Izzul memberanikan diri mengenalkan papeda ke banyak orang. ”Seperti makan nasi buat orang Jawa, saya yakin akan mudah disukai,” kata Izzul.

Untuk makan papeda, ada beberapa menu pendamping sebagai paket. Yang utama ya ikan kuah kuning kenari. Sup segar berwarna kuning yang kaya dengan taburan kenari. Lainnya ada kelapa sisi, oseng kangkung atau oseng bunga pepaya, singkong rebus, sambal, dan nasi. 


Untuk membuat menu ikan kuah kuning kenari yang jadi pendamping makan papeda dan ikan momar bakar dengan sambal colo-colo ini semua ikannya dibawa langsung dari perairan Banda. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Sebelum semuanya disantap, ritual mengambil papeda jadi pengalaman seru di Dapur Fizzul. Sering kali Izzul mendapati para pengunjung rumah makannya yang beralamat di Jalan Karang Menjangan 15 Surabaya itu bingung cara makan papeda. “Ya itulah peluang wisata kuliner yang hendak saya tawarkan,” katanya.

BACA JUGA:5 Jenis Kurma yang Lezat dan Sehat untuk Dikonsumsi selama Ramadan, Salah Satunya Ada Kurma Favorit Nabi

Karena itu, Izzul tak segan untuk turun langsung mengajarkan caranya. Rata-rata yang demikian bukan orang Maluku atau orang Indonesia Timur lainnya yang terbiasa makan papeda. Tapi yang ingin mencoba biasanya berniat mencari pengalaman kuliner.


Hisyam Kumkelo yang piawai memutar papeda hingga jadi gulungan yang siap dituang di atas piring. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Seperti Annisa Rahmaniar. Ketika melihat papeda datang disajikan di dalam sempe, gadis asli Surabaya itu bingung. Izzul sigap menuntun Ica, panggilan Annisa. “Tuang dulu kuahnya di atas piring. Selain menghindari pepeda lengket di atas alat makan, papeda tampak lebih menggoda untuk disantap ketika tenggelam di atas kuah,” ujar lulusan Untag Surabaya itu.

Nah giliran mengambil papeda, Ica kembali bengong. Kali ini, Izzul menyarankan untuk mengambil papeda dengan gata. Yakni alat serupa sumpit kayu yang bentuknya mirip garpu tala dengan ujung bercabang. Bukan semacam sumpit yang biasa digunakan untuk menyertai makanan Jepang, Tiongkok, atau Korea, yang berujung tunggal. 


Izzul Latuconsina memberi tahu Annisa Rahmaniar cara makan papeda yang sesuai dengan kebiasaan orang asli Maluku. Ritualnya ternyata sangat khas. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Dipakai sepasang, kedua ujung dari sumpit gata-gata ini berfungsi mengikat papeda yang bertekstur lengket dan kenyal. “Pegang dua bilah gata-gata dengan rileks. Sendok papeda dengan cara memutarnya. Gerakkan cepat seperti menggulungnya sampai papeda terangkat di ujung gata-gata. Begitu dapat, buruan angkat dan tuangkan ke piring,” pandu Izzul.

BACA JUGA: 5 Resep Kolak untuk Ide Menyiapkan Sajian Buka Puasa Ramadan

Giliran papeda sudah di piring, Ica masih bingung karena tak tahu tahap selanjutnya. ”Ambil papedanya pakai apa nih, sendok?," tanya Ica. "Tidak, Kak. Yang benar, pakai tangan. Utamanya dengan dua jari yakni jempol dan telunjuk,” terang pemuda asli Kabauw, Kabupaten Maluku Tengah itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: