Gempa Bawean, Nomeklatur Resmi BMKG Untuk Guncangan Tektonik di Laut Jawa Pada Jumat Siang dan Sore

Gempa Bawean, Nomeklatur Resmi BMKG Untuk Guncangan Tektonik di Laut Jawa Pada Jumat Siang dan Sore

Rumah warga yang rusak di Pulau Bawean akibat gempa M5,9 dan M60 pada Jumat, 22 Maret 2024-BNPB-

HARIAN DISWAY - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi nomenklatur resmi pada gempa yang berpusat di Laut Jawa sekitar 130 kilometer arah Timur Laut Kabupaten Tuban dan sekitar 35 kilometer di barat Pulau Bawean yang mengguncang pada Jumat, 22 Maret 2024. 

"Jadi gempa ini oleh BMKG diberi nama, nomenklatur Gempa Bawean," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono Jumat malam. 

Dengan memperhatikan lokasi episenter (pusat gempa di permukaan) dan kedalaman hiposenter (pusat gempa di kedalaman)-nya gempa ini kata BMKG adalah jenis gempa bumi kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu oleh sesar aktif di Laut Jawa. 


Bangunan rusak di Kabupaten Tuban akibat gempa M6,5 pada Jumat sore-BNPB-

Sementara mekanisme sumber, alias analisis bentuk patahan di daerah tersebut menunjukkan Gempa Bawean memiliki mekanisme geser mendatar alias strike-slip fault. 

BACA JUGA:Bukan Sesar Kendeng, Ini Dia Sesar yang Picu Gempa Bawean-Tuban

Gempa di titik episenter yang berdekatan ini tercatat sudah terjadi sampai 149 kali hingga Jumat malam. Dengan guncangan terkuat pada pukul 11.22 WIB dan 15.52 WIB. 

Getaran terkuat dari gempa ini tentu diterima oleh Pulau Bawean sebagai kawasan pemukiman terdekat yang hanya berjarak kurang dari 50 kilometer. Dalam peta guncangan (shakemap) BMKG, Bawean merasakan getaran dengan skala V hingga VI Modified Mercalli Intensity (MMI). 

Getaran sekuat ini mampu menjatuhkan barang-barang pajangan, foto, maupun lukisan di dinding. Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk dan berpotensi menimbulkan kerusakan ringan pada bangunan dengan kualitas baik. 

BACA JUGA:Distribusi BBM Tetap Berjalan Pasca Gempa Tuban, Pelayanan Pertamina Masih Normal

Getaran III-IV MMI dirasakan oleh penduduk di Pulau Madura, Gresik, Kota Surabaya, dan Kabupaten Banjar. Getaran sekuat ini bisa dirasakan pada siang hari saat orang-orang beraktivitas. Terutama mereka yang berada di dalam rumah. 

Sementara getaran yang lebih rendah dirasakan hampir di seluruh Jawa Timur bagian barat, Jawa Tengah bagian timur hingga ke Yogyakarta dengan skala II-III MMI.(*) 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: