Penipuan Digital dan Pencurian Data Pribadi Marak, Ini 4 Cara Mencegahnya
Makin Cakap Digital dengan Empat Pilar Literasi Digital dan Produktivitas di Era Digital, pada Sabtu (23/3).--
BACA JUGA:Bentengi Diri dengan Kemampuan Literasi untuk Dapatkan Manfaat Digitalisasi
Selain pinjol ilegal, banyak juga dijumpai kasus-kasus malware (malicious software) di mana perangkat lunak dirancang untuk mengontrol perangkat secara diam-diam. Tindakan itu bisa mencuri informasi pribadi atau uang dari pemilik perangkat.
"Untuk mencegah malware seperti virus, worm, trojan, ransomware, dan spyware, hal yang bisa dilakukan ialah menginstal antivirus pada perangkat," terang Winardana.
Tidak hanya terkait dengan penipuan di ruang digital, penipuan identitas dan pencurian data juga perlu diwaspadai. Jenis-jenisnya bisa berupa phishing maupun scam.
BACA JUGA:Sebarkan Literasi Digital dalam Lingkup Keluarga
Phising merupakan upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Sementara scam adalah bentuk penipuan melalui telepon, e-mail, dengan tujuan pada umumnya untuk mendapatkan uang dari para korbannya.
Agar terhindar dari phising dan scam, kata Winardana, masyarakat harus tanggap melakukan 4 hal. Pertama harus rajin melakukan update sistem operasi/aplikasi, serta terapkan 2F Authentication.
PENIPUAN digital dan pencurian data pribadi marak, ini 4 cara mencegahnya. Foto: contoh pesan berisi link phishing di Whatsapp.-BNI-
Selanjutnya harus senantiasa berhati-hati dalam membuka tautan yang ada di e-mail. "Terakhir jangan install aplikasi yang tidak jelas sumbernya serta biasakan membaca kebijakan privasi," paparnya.
BACA JUGA:Transformasi dan Tantangan Layanan Kesehatan Digital
BACA JUGA:Empat Pilar Literasi Digital Kunci Cerdas Masyarakat Modern
Winardana mengingatkan, tidak ada yang aman 100 persen di ruang digital. Yang bisa masyarakat lakukan adalah mengurangi risikonya sedapat mungkin. "Keamanan berbanding terbalik dengan kemudahan. Sedikit ribet dan waspada akan membuat kita lebih aman. Selalu berpikir kritis, tidak mudah percaya dengan semua yang kita dapat di internet," tutup Winardana.
Gali Ilmu Literasi Digital di Kota Denpasar itu juga dihadiri Romiza Zildjian, performance marketing & financial advisor Fundamental Codes. Ia memberikan materi meningkatkan keterampilan memilah informasi yang relevan dan valid.
Juga hadir Indria Trisni Puspita, koordinator wilayah MAFINDO Bali yang memberikan materi tangkal hoaks dan jaga data pribadi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: