Ski Lot, Olahraga Tradisional Warga Tambaklekok yang Berawal dari Tradisi Nelayan Pasuruan saat Mencari Kerang

Ski Lot, Olahraga Tradisional Warga Tambaklekok yang Berawal dari Tradisi Nelayan Pasuruan saat Mencari Kerang

Tiga peserta balapan ski lot di Desa Tambaklekok yang siap-siap berlomba untuk mencapai garis finish. Sementara penonton bersorak menyemangati. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

"Ini tradisi Desa Tambaklekok yang potensial menarik wisatawan. Kami upayakan untuk publikasi juga penataan arena dan tempat pertandingan. Supaya ke depan lebih baik dan mendatangkan pengunjung dari luar," ujarnya.

Dari tiga bagian lintasan ski lot, terdapat beberapa gundukan lumpur di setiap rutenya. Itu yang menyulitkan para peserta. Tapi justru itulah yang menjadi tantangan tersendiri. Dari kanan, berbelok ke kiri, lalu berlari lurus hingga ke garis finish.

Air yang cukup tinggi, hampir selutut juga jadi hambatan dalam proses berlari. Tentu kekuatan otot kaki dan stamina yang menentukan. Seperti Abdullah "Kudaliar" yang berhasil melaju cukup jauh. Meninggalkan dua lawannya yang putus asa tak mampu melanjutkan pertandingan.

BACA JUGA: Jelang Ramadan, Kenali Tradisi Megengan di Malam Nisfu Syaban

"Volume airnya ini yang menyulitkan. Harus benar-benar ekstra dalam berlari. Tenaga bisa terkuras habis. Istirahat dulu untuk ikut tahapan selanjutnya," katanya, sembari sedikit terengah-engah.


Dibutuhkan tenaga ekstra untuk berlari di atas lumpur. Karena itu tangan harus menggenggam papan ski lot dengan kuat. Begitu pula dengan kaki. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Selain Abdullah, terdapat peserta bernama Zainal Abidin. Ia menyebut bahwa dirinya melakukan latihan keras, juga minum jamu sebelum bertanding. "Menang tahapan pertama. Jadi yang harus kuat memang kakinya. Arena ini airnya tinggi. Itu jadi tantangan," ujar pria 40 tahun itu.

Zainal memakai teknik yang hampir mirip dengan Abdullah. Keduanya tak langsung menggunakan tenaga ekstra ketika peluit dibunyikan. Pelan-pelan dulu, seakan membiarkan dua peserta lain mendahuluinya. Baru setelah rute berbelok, larinya kencang. Semua kemampuan dikerahkan.

BACA JUGA: 5 Sejarah Kampung Arab Terpopuler di Indonesia

"Nah, betul itu. Jadi harus paham arena. Ada di sebelah mana gundukan lumpurnya. Saat melewati gundukan, harus berhati-hati dalam melangkah. Tidak bisa terburu-buru. Karena terjerembab sedikit, geraknya jadi sulit," ungkapnya.

Ada 45 peserta ski lot yang bertanding pada siang itu. Masyarakat berkerumun, memenuhi sisi kanan dan kiri arena. Perangkat desa menyediakan tribun yang ada di depan arena. Sehingga seperti gelanggang olahraga yang semarak.

Sebagian besar peserta berprofesi sebagai nelayan. Itu sesuai dengan sejarah terciptanya olahraga ski lot. Dari kebudayaan maritim yang berkembang di Pasuruan.

BACA JUGA: Hati-Hati Kalap dengan 8 Kuliner Tradisional di Pasar Lidah Ndonowati

Ski lot memang diawali oleh para pencari kerang. Mereka menggunakan papan untuk mencari kerang-kerang yang bersembunyi di lumpur. Mengangkat lumpur, mengayaknya dengan papan tersebut. Untuk mengisi waktu, para nelayan itu bertanding lari dengan menggunakan papan.

Lama-kelamaan olahraga itu menjadi tradisi. Menjadi tontonan yang menarik, yang menjadi magnet berkumpulnya warga Pasuruan ke Desa Tambaklekok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: