Temukan Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza, PBB Tuntut Adakan Penyelidikan

Temukan Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza, PBB Tuntut Adakan Penyelidikan

HARIAN DISWAY - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuntut diadakannya penyelidikan atas penemuan kuburan massal pada dua wilayah rumah sakit Gaza setelah pengepungan pasukan Israel.

Pengepungan yang berlangsung selama dua minggu itu berakhir pada 1 April 2024 lalu, dengan kondisi kedua rumah sakit yang telah rusak dalam skala besar. 

Wilayah rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza tengah dan Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza utara, dengan total jasad yang ditemukan melebihi 300 jasad.

BACA JUGA: Israel Serang Gaza, Al-Quds Dukung Perlawanan Palestina

Juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Ravina Shamdasani turut menjelaskan keterangan mengenai jasad yang ditemukan.

"Di antara yang meninggal diduga orang tua, wanita dan terluka, sementara yang lain ditemukan terikat dengan tangan mereka ... diikat dan dilucuti pakaian mereka," ujar Shamdasani .

Menurutnya, meskipun Israel Defense Forces (IDF) mengaku telah membunuh 200 warga palestina di Rumah Sakit Al-Shifa, Shamdasani menduga bahwa masih banyak jasad korban yang belum ditemukan. 

BACA JUGA: Dubes Palestina Setelah Dijegal AS Untuk Jadi Anggota PBB: Kami Tidak Akan Menyerah


Kru pertahanan sipil menyelidiki mayat warga Palestina yang tewas dalam serangan militer Israel di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis-Ramadhan Abed -Reuters

Merespon insiden ini, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk menyatakan kengeriannya atas hancurnya Rumah Sakit Nasser dan Al-Shifa, serta penemuan ratusan jasad di kompleks medis tersebut.

"Rumah sakit berhak atas perlindungan yang sangat khusus di bawah hukum humaniter internasional. Dan pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil, tahanan dan lainnya yang hors de combat adalah kejahatan perang," tegas Turk.

Turk juga turut menyerukan perlunya penyelidikan secara independen atas insiden yang terjadi di kedua wilayah rumah sakit Gaza.

BACA JUGA:Palestina Kembali Ajukan Keanggotaan PBB, Apakah Dikabulkan?

"Mengingat iklim impunitas yang berlaku, ini harus mencakup penyelidik internasional," tutur Turk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: