Bonsai Senilai Rp 50 Juta yang Dibuat selama 25 Tahun Ada di Pameran Bonsai Gandeng Renteng

Bonsai Senilai Rp 50 Juta yang Dibuat selama 25 Tahun Ada di Pameran Bonsai Gandeng Renteng

BONSAI-BONSAI CANTIK dalam pameran Gandeng Renteng yang diprakarsai komunitas Bonsai Seni Nuswantara di Grand City Mall Surabaya. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Lantas ia menunjuk menunjukkan salah satu bonsai termahal di pameran. Ia menuju sudut panel kedua sebelah kiri ruangan. Di situ terdapat bonsai yang dahannya gemuk dan ranting-rantingnya menjulur ke berbagai arah. Tapi tak semrawut.

Melainkan tertata dengan rapi dan estetik. "Ini pohon beringin iprik yang dibonsai," ujarnya.  Dijelaskannya, melihat bonsai mahal bisa dari fisik pohonnya. Yakni pada cabang ranting pertamanya.

"Dari ranting pertama muncullah cabang lagi yang disebut anak cabang. Muncul lagi cucu cabang hingga cicit cabang. Jadi rantingnya cukup banyak dan rimbun. Tanpa ada daun pun sudah terlihat rimbun," katanya. 

BACA JUGA: Nikmati Senja Jingga di Pantai Lorena Lamongan

Namun, menurut Arsyad, bonsai bukan hanya dinilai dari faktor kerimbunan. Tapi dari usia serta kemiripannya dengan pohon asli yang tumbuh di alam bebas. "Bonsai beringin iprik ini sama dengan bentuk beringin iprik aslinya. Jadi bonsai itu istilahnya miniatur pohon asli," ujarnya.


RAXCEL JAVANA mahasiswi Universitas Wijaya Kusuma Surabaya melihat bonsai beringin iprik. Bonsai termahal yang harganya mencapai Rp 50 juta. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Terdapat bekas jejak kawat di ranting-ranting bonsai beringin iprik itu. Membentuk rantingnya memang harus menggunakan kawat. Sebab, jika tanpa kawat proses tumbuhnya ke atas. Karena cenderung mencari sinar matahari.

Yang  juga menjadikan mahal bonsai beringin itu adalah proses pembonsaiannya yang memakan waktu lama. "Proses membentuknya bisa sampai 10-15 tahun. Itu belum proses perantingan dan pembentukan kaki dan badan pohon. Lebih panjang dan rumit. Total ya setelah 20-25 tahun baru jadi," ujar pria 32 tahun itu.

BACA JUGA: Kreatif, Para Perempuan Semarang membuat Beads Bag dari Manik-manik

Dalam keterangan yang tersemat di meja panjang panel, empunya bonsai beringin iprik itu bernama Sony. Bonsainya masuk kelas medium.

Artinya, ukurannya tak melebih 60 cm. Yang melebihi 60 cm sudah masuk large atau ukuran besar. Selain large, ada ukuran mame, small, dan medium. Ukuran mame maksimal 15 cm. 

Kolektor bonsai biasanya tak hanya memiliki selera estetik. Tapi juga selera filosofis. Mereka mencari filosofi tersembunyi dari sebuah bonsai. Begitu pun para pebonsai.

BACA JUGA: Alit Indonesia Tunjukkan Cara Suku Tengger Manfaatkan Tanaman Herbal untuk Pengobatan

Seperti Arsyad yang merupakan pebonsai filosofis. "Tidak hanya ditata secara indah dan bagus. Tapi ada maknanya. Seperti bonsai yang saya buat dari pohon pilang. Pohon itu saya dapat dari Jombang. Kondisinya sudah agak rapuh," ungkapnya.

Bonsai itu bagian bawahnya kering. Di bagian atas terdapat satu kulit kambium. Hanya itu. Meski cuma satu kambium, pohon itu dapat hidup. Bahkan di ranting-rantingnya tumbuh daun-daun kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: