Hamas Ingin Kesepakatan untuk Akhiri Perang, Netanyahu: Tuntutan Hamas Adalah Kekalahan bagi Israel
Netanyahu menyampaikan penolakan permintaan hamas untuk mengakhiri peperangan pada 5 Maret 2024--X
HARIAN DISWAY - Pembicaraan mengenai gencatan senjata antara Israel dan Hamas sampai pada titik perselisihan. Keduanya memiliki tuntutan yang berbeda.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Israel menginginkan gencatan senjata selama 40 hari serta pembebasan 20 hingga 33 sandera Israel untuk ditukar dengan sekitar 1.000 tahanan Palestina.
Menanggapi adanya pengajuan kesepakatan gencatan senjata tersebut, pihak Hamas akhirnya buka suara pada Sabtu, 4 Mei 2024.
Dilansir dari AFP, pada Sabtu telah terjadi pertemuan antara mediator Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir dengan delegasi Hamas yang bertempat di Kairo.
Dalam pertemuan tersebut, delegasi Hamas menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan menyetujui gencatan senjata yang tidak secara eksplisit mencakup penyelesaian perang, termasuk dilakukannya penarikan tentara Israel dari Gaza.
Melanjutkan pesan dari seorang pejabat senior Hamas, delegasi Hamas menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menerima gencatan senjata yang tidak mengakhiri perang dalam kondisi apa pun.
BACA JUGA: Mediator Mesir Tiba di Israel, Desak Gencatan Senjata dan Pembebasan Tawanan Perang Gaza
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebutkan bahwa Israel telah dan masih siap memberikan jeda dalam perang untuk pembebasan para sandera. Namun, Netanyahu menyatakan dengan tegas bahwa dirinya tidak mau menerima tuntutan Hamas.
“Kami tidak bersedia menerima situasi di mana batalyon Hamas meninggalkan terowongan mereka, membangun kembali kendali atas Jalur Gaza, membangun kembali industri militer mereka, dan kembali mengancam warga Israel,” ungkap Netanyahu.
Menurutnya, menyerah pada tuntutan yang diberikan Hamas akan menjadi “kekalahan yang mengerikan” bagi Israel. Juga, menunjukkan “kelemahan yang mengerikan” untuk teman-teman dan musuh-musuh Israel.
BACA JUGA: Musuh Makin Banyak! 10 Negara Ini Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel
“Ini akan menjadi kemenangan besar bagi Hamas, Iran, dan seluruh poros kejahatan,” ucap Netanyahu.
Netanyahu menuturkan bahwa kelemahan semacam itu tidak akan menyelesaikan konflik, tetapi membawa pada peperangan dan perjanjian gencatan senjata berikutnya karena "aliansi dibuat dengan yang kuat dan yang menang”.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: