Pembicaraan Gencatan Senjata Berlanjut, Netanyahu Sebut Akan Serang Rafah Dengan Atau Tanpa Kesepakatan

Pembicaraan Gencatan Senjata Berlanjut, Netanyahu Sebut Akan Serang Rafah Dengan Atau Tanpa Kesepakatan

Anak-anak Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah di Rafah, di Jalur Gaza selatan. -Hatem Khaled-Reuters

HARIAN DISWAY - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan meluncurkan serangan darat di daerah Rafah, terlepas dari hasil kesepakatan gencatan senjata.

Pihak Israel dan pihak Hamas saat ini tengah berada dalam perundingan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata. 

Dilansir dari Times of Israel, kesepakatan ini mencakup terlaksananya gencatan senjata selama 40 hari serta pembebasan sekitar 1.000 tahanan Palestina untuk 20-33 sandera Israel.

Meski demikian, dalam sebuah pertemuan dengan para keluarga sandera, Netanyahu mengatakan bahwa ia tidak akan berhenti hingga tujuannya tercapai.

BACA JUGA: Pengadilan ICC Disebut Akan Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Beserta Pejabat Pemerintahan Dan Militer Israel

"Gagasan bahwa kita akan menghentikan perang sebelum mencapai semua tujuannya bukanlah suatu pilihan." kata Netanyahu.

“Kami akan memasuki Rafah dan kami akan menghilangkan batalyon Hamas di sana – dengan atau tanpa kesepakatan, untuk mencapai kemenangan total," Tegas Netanyahu.

Rencana Netanyahu ini sebenarnya telah mendapatkan penolakan dari sekutu utama Israel yaitu Amerika dan peringatan dari beberapa badan bantuan.

BACA JUGA: Bertemu Menlu Norwegia, Presiden Palestina Bahas Agresi Israel Hingga Keanggotaan Penuh PBB 

Pasalnya, Rafah merupakan tempat dimana satu juta pengungsi Palestina berlindung dari agresi Israel, sehingga penyerangan pada wilayah ini akan menjadi bencana besar. 

Media Israel N12 melalui X menyebutkan, Netanyahu telah memberitahu keluarga sandera bahwa proses evakuasi penduduk Rafah telah dimulai.

“Perdana Menteri Netanyahu memberi tahu kami pada pertemuan tersebut bahwa evakuasi penduduk di Rafah telah dimulai sebagai persiapan untuk operasi yang akan segera terjadi, dan mengatakan bahwa semua menteri kabinet mendukung hal ini.” tulis akun X N12.

BACA JUGA: Polisi Menahan Demonstran Pro Palestina di Universitas Washington, Termasuk Kandidat Presiden AS Jill Stein

Di sisi lain, kepala UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan di hari Selasa, 30 April 2024 bahwa penduduk Rafah masih belum diminta untuk mengungsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: